Selasa, 26 Februari 2013

Ternyata Meditasi Bisa Menghilangkan Trauma

09.15 0 Comments



Setiap orang pasti pernah mengalami yang tidak menyenangkan dalam hidupnya. Entah itu mengalami kecelakaan, kehilangan orang yang disayangi, pelecehan seksual, tekanan dalam kehidupan, putus cinta, mengalami kekecewaan, rasa bersalah yang menghantui, atau berbagai pengalaman negatif lainnya yang mengendap dalam ingatannya. Pengalaman itu bisa menimbulkan trauma yang mengganggu pikiran dan bisa mempengaruhi masa depan orang itu. Menghapus trauma tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen dan konsistensi untuk mengusirnya secara perlahan-lahan sehingga akhirnya tidak ada yang tersisa.

Ternyata meditasi bisa menjadi salah satu jalan menghilangkan trauma di masa lalu. Meditasi bisa membantu mengikis trauma, karena kita akan dituntut untuk berdamai dengan diri sendiri apapun masalah yang kita hadapi. Meditasi membimbing kita menuju jalan terbaik yang harus dituju dan memberikan pengaruh positif pada keadaan di masa yang akan datang. Meditasi membuat kita menganggap persoalan bukan sesuatu yang harus disesali, melainkan tantangan yang harus dilalui. Meditasi mampu membuat kita kembali mencintai diri sendiri, mendekatkan diri pada Tuhan, dan mengubah hidup menjadi lebih positif.

Mengapa meditasi bisa mengubah trauma menjadi lebih positif? Sebab, meditasi membantu kita melalui aktifitas menenangkan pikiran dan tubuh melalui pernafasan yang mendorong gelombang otak menjadi lebih tenang. Meditasi membuat kita fokus pada masa kini, bukan masa lalu ataupun masa depan. Ketika ketenangan sudah kita dapatkan, maka kita akan lebih menikmati hidup yang kita jalankan saat ini.

Adjie Silarus, adalah Meditator yang sukses mengikis masa lalunya yang buruk melalui metode meditasi yang dilakukan terus menerus. Adjie mencapai titik bahagia bukan karena apa yang akan dia dapatkan di masa depan, tetapi karena apa yang sudah dia dapatkan sekarang dan apa yang telah dia lakukan untuk mengikis trauma masa lalunya. Bahagia bukan semata-mata sebagai akibat tapi bahagia pun menjadi sebab.

Menurut Adjie Silarus, meditasi bukan saja mampu membantu kita melepaskan diri dari trauma masa lalu, kecemasan serta ketakutan akan hal-hal yang belum tentu terjadi. Meditasi juga akan menuntun kita meraih ketenangan, optimistis, dan mengubah pikiran negatif menjadi positif. Bagi yang mengalami trauma masa lalu yang ingin dihilangkan, tidak ada salahnya mencoba melakukan meditasi.

(Minggu ini, Indscript Creative, agen naskah dan Personal Branding Agency, masih mengangkat sosok Adjie Silarus, sang Meditator, sebagai brand yang patut diperkenalkan pada masyarakat luas. Karena sepertinya Meditasi akan menjadi trend gaya hidup di tahun 2013)

Kamis, 21 Februari 2013

Jalan-jalan ka Bandung, euy...

09.37 0 Comments


Kali ini saya diajak Bu Boss jalan-jalan ke Bandung. Asyik, euy...nggak Jakarta lagi, Jakarta lagi. Nggak ke pasar lagi ke pasar lagi * piss Bu Boss!  Jam 06.30  rombongan meninggalkan  Jakarta. Nggak tanggung-tanggung, kami  konvoi dengan 5 mobil loh. Mendung yang menggelayuti kota Jakarta berubah cerah setelah masuk tol Cipularang. Perjalanan lancar, sampai di Bandung sekitar jam 08.30. Rombongan langsung menuju sebuah restoran  di Jalan Setiabudhi, waduh saya lupa mencatat namanya.

Namanya juga sarapan, tentu makanannya nggak berat-berat. Menu pilihannya ada 3, bubur ayam, ketupat tahu, dan lontong kikil. Saya pilih ketupat tahu, soalnya di Jakarta kan jarang sarapan pake itu. Menurut saya rasanya biasa saja. Kayaknya  bubur ayamnya enak ya, soalnya punya teman kiri kanan tandas habis yang  tersisa mangkoknya doang, hehehe...


Usai sarapan, rombongan langsung nyebrang dikit menuju Rumah Mode, FO yang familiar di telinga para shopping mania. Yang khas di Bandung itu bangunannya tua-tua, peninggalan Belanda gitu. Ihh...jadi ingat cerita-cerita di buku Nightmare Side-nya Radio Ardan. Bangunan depan masih bangunan tua, sementara yang sebelah dalam sudah banyak yang direnovasi. Suasananya enak, arsitekturnya juga bagus.




Sayang, waktu lihat harga baju-baju di sana, saya harus berteriak...wow! Nggak terjangkau lah untuk seorang yang  nggak berpenghasilan seperti saya. Kalau dipaksain kasihan my hubby, kerja keras siang malam hanya untuk dihabisin istrinya yang cantik ini. Hehehe...saya kan nggak mau disebut istri nggak tahu diri. Ya sudah lah, cukup liat-liat saja.

Sekitar dua jam lah muter-muter di  Rumah Mode, rombongan lalu menuju ke RM Riung Sari, Jl. RE Martadinata (jalan Riau)  no.22, untuk bertemu dengan anak buah Bu Boss yang tinggal di Bandung. 


Tujuan jalan-jalan kali ini adalah silaturrahim antara anak buah Bu Boss yang di Jakarta dan di Bandung. Meski acara santai tetap ada pidato sambutan dari kedua pihak. Selesai sambutan, acaranya makan bersama. Di tengah acara makan siang yang full sayuran segar itu, Bu Boss mengisinya dengan sedikit ceramah. Sesuai dengan profesinya sebagai dokter, maka  isi ceramah pun nggak jauh dari masalah kesehatan. Selesai makan siang dilanjut dengan foto bersama *kalo yang satu ini nggak boleh dilewatkan oleh ibu-ibu narsis.


Makan siang sudah, foto bersama sudah, tibalah saatnya: shopping  time! Para ibu pun meninggalkan Riung Sari menuju ke FO di sekitar Jalan Riau. Saya dan beberapa teman mencoba masuk FO yang tepat di depan RM Riung Sari. Tapi lagi-lagi harganya membuat saya harus berteriak...wow. Yaudah,  jalan lagi ke FO yang menyediakan busana muslimah.  Namanya Aamani Store, Jl. Riau no.18, bangunannya keliatan banget kalo  bekas peninggalan Belanda. Dari bangunan utama keluar masih ada bangunan tambahan yang semuanya berisi muslimah fashion. Mungkin dulunya halaman samping, kali.


Di FO inilah akhirnya saya menemukan sesuatu yang sudah lama saya impi-impikan *halah. Terusan tanpa lengan berbahan jeans tipis, dengan hiasan bunga-bunga, hehehe...komplit pisan, euy. Jadi mansetnya bisa diganti warna warni sesuai keinginan. Praktis dan ekonomis, kan? Harganya 125 ribu, sama dengan yang di Pondok Gede Mall, tapi ini ada tambahan sulaman bunga-bunganya. Cuma itu yang saya beli di sepanjang jalan Riau.


Pulang jalan-jalan nggak beli oleh-oleh, rasanya kok nggak afdol ya? Oke, sebelum balik Jakarta, rombongan menuju ke Toko Prima Rasa yang di Jalan Kamuning.



Wow, Bandung emang surganya makanan enak. Bingung mau beli yang mana, semuanya menggugah selera (sementara isi dompet nggak bisa diajak kompromi). Setelah berpikir selama hampir dua jam (lebay banget), akhirnya saya memutuskan beli rainbow cake, soes mini isi fla, kuaci matahari (nah ini kesukaan my hubby, nggak beda jauh ya sama hamster, hehehe...), dan pancake durian. Sebenernya pengin beli  puding yogurt, tapi kata pramuniaga nggak tahan lebih dari 2 jam di suhu ruang. Yaudah jadinya puding rainbow aja.Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, plus pake ada insiden kecil (mobil yang saya tumpangi ditabrak dari belakang sama truk saat keluar pintu tol Cikarang), sampailah kami di Jakarta. Besok paginya baru kami sekeluarga makan oleh-oleh yang saya bawa. Menurut saya pancake duriannya juara deh, enak dan lembut banget flanya. Soesnya juga enak, flanya lembut, baru kali ini saya ketemu fla selembut ini. Lha, Nabila pulang sekolah langsung teriak, “ Rainbow cake-nya enak banget. Temen-temen juga mau lagi. Beliin lagi, ya?” Waduh....kalo belinya di Jakarta sih nggak papa, Nak, lha ini kan made in Bandung. Yaudah, kapan-kapan kita ke Bandung, borong semua tuh makanan, biar bapakmu yang bayar, hehehe...Bandung, Bandung, kamu memang bikin orang ketagihan buat balik lagi ke sana.(Catatan Perjalanan, Rabu, 9 Januari 2013)

Rabu, 20 Februari 2013

Kembalinya Sang KTP

08.37 0 Comments


Teriakan my hubby pagi ini membuat saya terkejut.
“Ini dia!”
“Apaan, sih, Beib, pagi-pagi teriak-teriak?”
“Ini loh KTP-mu ternyata ada di sini.”
Dari dalam saku baju koko biru tua itu, my hubby mengeluarkan KTP yang sudah lama saya cari-cari. Andai saja pagi ini suami nggak ke masjid untuk sholat Subuh dan memakai koko biru itu, mungkin keberadaan sang KTP terus jadi misteri * halah. Alhamdulillah, meski  bagian tanda tangan tampak luntur  tapi hati jadi plong rasanya. Yang nyuci baju siapa ya? Kok nggak dikeluarin yang ada di kantong * hihihi...kalo uang aja langsung diambil.

Beberapa bulan ini saya hidup di Jakarta tanpa KTP. Rasanya nggak tenang, gitu. Takut kena razia, razia cewek cantik dan imut, cieee...* penyakit narsis kambuh lagi. Sampai detik ini kami berdua nggak tahu gimana caranya si KTP masuk ke kantong baju koko. Yang pasti saya baru sadar kalo KTP nggak di tempat saat mau jalan ke kantor Gramedia Kompas (sekitar  awal Desember 2012). Ceritanya saya menang kuis yang diadain  FP:www.taboidnova.com. Hadiahnya 2 tiket gratis nonton film “5 cm” dan harus diambil sendiri. Udah dandan cantik dan siap berangkat, baru tau kalo KTP raib. Yaudah, deh, batal pergi sekaligus batal nonton film gretongan. Nasib...nasib...

Oke, sekarang KTP dah ketemu. Siap-siap ikutan kuis lagi ah, siapa tau dapat hadiah yang nilainya dobel atau semilyard kali lipat harga tiket nonton film yang batal kemarin. Amiiiiin....



Hehehe...ini sengaja dibuat blur biar nggak ketauan umur saya yang sebenarnya * ngeles, padahal nggak bisa moto aja.


Jumat, 15 Februari 2013

Meditasi? Harus dicoba tuh...

01.07 0 Comments



Akhir bulan Januari 2013, saya diskorsing sama suami. Saya nggak boleh sering-sering keluar rumah bila tujuannya nggak pentiiing banget. Ini semua karena putra kedua kami, Brian, 15 tahun, kedapatan melakukan sesuatu yang menjurus ke arah kriminal. Nggak usah kepo, biar saya dan suami saja yang tahu pastinya *tsah. Kata suami, “Sudahlah fokus aja ngurus anak-anak. Bukankah itu tujuan kamu resign dulu. Kurangi juga waktumu di depan komputer.” Siap, Jendral!

Kejadian itu, membuat saya benar-benar mencurahkan waktu untuk ketiga anak saya, terutama Brian. Hobi saya kopdar dengan ibu-ibu di dunia maya sementara stop dulu. Sampai seorang teman terheran-heran.
“Mbak, nggak ikutan acara peluncuran buku?”
“Nggak dulu deh.”
“Kenapa?”
“Nggak dapat ijin dari suami. Aku disuruh fokus ngurus anak-anak. “
“Ooo...” (Hayo, siapa yang kemarin chatting bilang Ooo melulu, sampai tiga kali loh. Pengin rasanya saya kirimi dia mug. Kalau bilang Ooo-nya lima kali baru saya kirimi payung).

Nah, kebetulan IIDN mengadakan kursus menulis online tanggal 1 dan 8 Februari. Alhamdulillah, saya bisa ikut, tanpa harus keluar rumah, dan tetap bisa mengawasi anak-anak. Apalagi kursusnya jam satu siang, saat suami masih di kantor. Hehehe...maaf ya, Beib, cuma buka komputer sebentar kok. Yang penting tugas utama sudah saya laksanakan, mengantar jemput ketiga anak, masak, dan beres-beres rumah. Selesai kursus, ternyata ada dua PR yang harus dikerjakan. Alamak...Sebagai murid yang baik, tentu saya harus mengerjakan dua PR itu. Kalau nggak, takut dijewer sama Ibu Guru yang wajahnya fotogenik itu *piss, Bu Guru.

Salah satu tugas yang harus dibuat para peserta kursus adalah mengikuti Personal Branding Award yang diadakan Indscript Creative. Ya, tahun ini agensi naskah, Indscript Creative, melebarkan sayapnya menjadi Personal  Branding Agency.  Artinya, Indscript Creative jadi agensi yang bertugas membangun dan membesarkan nama atau karakter seseorang sehingga menjadi lebih dikenal, layaknya sebuah merek.

Minggu pertama ini, personal branding yang diangkat adalah.... AdjieSilarus. Hah, siapa, ya? Baru dengar namanya. Rasa penasaran membuat saya langsung meluncur ke weblog beliau. Ternyata orangnya masih muda, tampan, seorang meditator, lulusan Fakultas Psikologi UGM, penulis buku “Secret of You”, lulus pelatihan One Moment Meditation (OMM365) selama satu tahun, trainer di Rumah Perubahan-nya Rhenald Kasali, dan sekarang sibuk mengisi seminar meditasi dan psikologi di berbagai perusahaan ternama. Wow!

Baru membaca beberapa postingan di weblog beliau, saya harus bilang...wow (lagi). Penuturan beliau tentang meditasi mudah diterima oleh orang awam seperti saya. Dan ternyata, yang namanya meditasi itu mudah, murah, dan bermanfaat. Bayangkan, hanya dengan menyisihkan waktu  1 menit sampai 20 menit per hari. Hanya perlu duduk tenang, katupkan mata, dan atur pernapasan. Maka kita akan mendapatkan manfaatnya. Manfaatnya apa? Lihat sendiri di sini, karena manfaatnya bukan cuma 10 atau 20 tapi ada 100, bo! Wah, kayaknya saya harus segera mulai meditasi nih...


Minggu, 10 Februari 2013

Silaturrahim Perempuan Kreatif Aulia

03.18 2 Comments

Hayo, para crafter yang muslimah dah baca majalah Aulia edisi bulan Januari 2013 belum? Isinya mengupas habis tentang dunia percraftingan (halah istilah apa ini) loh. Yang belum baca, ini dia cover depannya.



Nah, sehubungan dengan tema “Ayo Jadi Muslimah Kreatif” itu, majalah Aulia berniat mengadakan acara silaturrahmi perdana dengan mengundang para crafter dari berbagai komunitas. Rencana akhir bulan Januari tertunda, hingga akhirnya jadilah tanggal 7 Februari, acara tersebut bisa terlaksana. Alhamdulillah, ya...Acara yang bertajuk Silaturrahim “Perempuan Kreatif Aulia “ itu diadakan di kantor baru Aulia, Lt.5 Gedung BSM, Jl. Panjang no. 12 Kebon Jeruk, Jakarta. Saya pikir, pasti deket dengan kantor Gramedia Kompas yang di Jalan Panjang no. 8A. Ternyata, lumayan jauh, Saudara-saudara. Dari shelter Trans Jakarta Kebon Jeruk, saya harus jalan kaki yang lumayan bikin pegel. Nggak cuman pegel kaki, tapi pegel hati juga. Bayangin, mulai dari tukang ojek, satpam Gramedia, sampai Pak Polisi di perempatan gak tahu di mana itu Gedung DDI atau Gedung BSM. Yaudah, nekat jalan lurus aja, eh...ketemu deh gedung warna ijo yang nggak ada plangnya. Yang ada cuma kain yang dibentangin dengan tulisan promosi  produk dari Bank Syariah Mandiri. Ternyata BSM dan Aulia memang baru menempati gedung milik DDI (Dewan Dakwah Indonesia) itu. Oalah...

Oke, nggak usah berlama-lama, berhubung saya nyampe TKP jam 09.45 (padahal undangan jam 09.00 tepat) dan ternyata acara sudah dimulai pukul 09.30, saya kasih laporannya aja ya. Tulisan ini versi saya loh, jadi nggak usah protes, kok gini sih kok gitu sih kok garing sih *halah. Saat saya datang Ustadzah Herni Sugandi sedang bertausiah. Di flyer-nya sih tema tausiyahnya: Motivasi Berkarya untuk Illahi. Pas saya duduk, eh...isi tausiahnya bikin saya malu hati. Kira-kira begini, “Ibu-ibu, kalau lagi asyik ngerjain craft jangan nunda ngerjain sholatnya *ih...itu kan gue banget! Allah tidak suka itu. Allah itu Maha Penyayang, tapi kalau ibu-ibu menunda-nunda sholat gitu, Allah bisa nggak sayang dan nggak ridho, loh. Kalau sudah nggak sayang, doa-doa kita nggak akan diterima * astaghfirullah, jangan benci hamba, ya Allah. Kerjakan yang fardhu dulu. Istirahatnya orang mukmin itu ya waktu sholat. Jadikan sholat sebagai suatu kebutuhan, bukan hanya kewajiban.”

Nggak cuma itu, isi tausiyah Ustadzah Herni benar-benar membuka mata hati dan pikiran saya. Kata beliau dunia ini adalah daarul amal, tempatnya bekerja (kalau mau enak-enak ntar di surga). Selesai mengerjakan satu pekerjaan ganti mengerjakan yang lain * saya setuju, bahkan kadang rasanya 24 jam saja nggak cukup. Bekerja itu harus cerdas, ikhlas, mawas, dan tuntas. Artinya harus terus berinovasi, kerja bukan hanya karena uang saja, berhati-hati/ jangan menipu, dan kalau mengerjakan sesuatu jangan setengah-setengah. Ingat, Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang bekerja keras dan cerdas.

Sesi kedua diisi oleh Mbak Laily Dwi Arsyianti (orangnya imut-imut, masih muda banget kayaknya) tentang mengelola keuangan pribadi dan bisnis rumahan. Dalam ulasannya kata Mbak Laily, manusia cenderung ingin memiliki harta yang banyak. Mereka sering lupa kalau harta kita mutlak milik Allah. Kita hanya pemilik sementara. Yang bagus itu seperti Rasulullah, apa yang diterima langsung dibagi-bagikan *kayaknya yang satu ini sulit ya ditiru. Atau seperti di bank, dana simpanan nasabah harus disalurkan ke nasabah lain dalam bentuk pinjaman. Itu baru namanya bank yang sehat. Tidak menumpuk atau terpusat pada satu golongan. Pesan beliau, keuangan rumah tangga dan bisnis harus dipisah. Buatlah catatan keuangan keduanya. Dari situ, kita bisa menghitung berapa zakat yang harus dikeluarkan.

Setelah sesi tanya jawab, acara ditutup dengan foto bersama. Sebelum pulang, peserta dipersilakan makan siang nasi box yang sudah tersedia di meja resepsionis. Sebagian peserta memilih pulang, sementara sebagian lainnya (termasuk saya) memilih makan siang di ruangan. Nah, saat makan itulah saya baru bisa ngobrol dengan ibu-ibu peserta juga sebagian kru dari Aulia. Jam satu lebih deh, barulah saya meninggalkan TKP numpang mobil Mbak Titis yang tinggal di Rawamangun.

Kalau boleh mengkritik acara perdana Aulia itu: Pertama, kita para peserta (sekitar 20 orang) tidak diberi kesempatan saling memperkenalkan diri. Jadi kita nggak tau siapa namanya dan dari komunitas apa. Hanya sebagian yang kita tau, saat mereka mengajukan pertanyaan (kan harus menyebutkan nama dulu). Seperti 3 mahasiswi dari komunitas Dreamdelion, trus ada Ibu Eny dari komunitas Clay. Dari KFI yang katanya 8 orang, saya hanya tau Mbak Retno sama satu lagi yang bercadar (nggak tau namanya). Kedua, nggak ada pihak Aulia yang duduk di depan. Hanya ada moderator yang ketika ada usulan dari peserta hanya bisa menampung aja, nggak bisa kasih jawaban pasti.

Tapi yaudah lah. Karena ini acara perdana, jadi masih perlu banyak perbaikan. Yang pasti hari ini saya dapat tambahan ilmu dan teman baru (ada Mbak Retno, Mbak Sari, Mbak Titis, Mbak Wiwi), juga goodybag dong. Mudah-mudahkan saya bisa dapat kesempatan lagi bersilaturrahim dengan ibu-ibu muslimah yang cantik dan sholehah itu. Mudah-mudahan Aulia bisa menjawab keinginan para crafter yang ingin bisa mengembangkan usahanya. Amiiiin...