Senin, 19 Mei 2014

Di Atas Kereta Api Menoreh, Pagi Itu...

07.41 2 Comments


Pagi itu saya harus balik ke Kendal, setelah kemarin menghadiri acara pertemuan (terakhir) dengan ibu-ibu PIA di Halim. Suasana kereta api Menoreh pagi itu lumayan lengang, banyak bangku yang kosong. Belum genap satu jam perjalanan, saya lihat ada dua ibu-ibu setengah baya menduduki bangku kosong di seberang saya.

Dari celotehannya, yang saya tangkap, mereka salah naik kereta. Seharusnya kereta jam 9, mereka berdua main masuk aja ke kereta jam 7. Alhasil, saat dilihat di tiket harusnya gerbong 11 kok nggak ada. Ya iya lah, ini kereta cuma 9 gerbong, Buk. Untung petugas PJKA berbaik hati. Mereka diperbolehkan duduk di tempat yang kosong, asal nanti kalo ada penumpang yang berhak, mereka harus pindah.

Sesekali saya melirik aktivitas dan mendengarkan percakapan mereka * dasar miss kepo. Kayaknya mereka berdua bukan sahabat karib yang sudah kenal lama. Hanya karena anak mereka berada di pondok pesantren yang sama, jadi saling kenal. Sepertinya mereka mau ke Jawa Timur, nengok anak-anaknya. Mereka berdua berpakaian syar’i ; pake gamis, kerudung seperut, dan berkaus kaki. Umurnya sekitar 50 tahunan. Dari dialeknya kayaknya bukan orang Jawa.

Setelah dapat tempat duduk, mereka bergantian mengambil barang mereka yang berada di gerbong depan. Wuih…ternyata bawaannya buanyak. Masing-masing bawa tas koper gede bertuliskan nama biro perjalanan haji dan umroh. Ckckck…pasti tajir nih * otak penjahatnya keluar, hehehe…

Tak lama kemudian, saya lihat mereka berdua masing-masing sarapan dengan  bekal yang mereka bawa dari rumah.
“Ayo, makan, Mbak.”
“Iya, Bu, silakan.”
Saya, karena nggak bawa bekal, ya…pesen nasi goreng aja sama petugas restorasi yang rajin berkeliling sambil berkata, “Yang sarapan…yang sarapan…nasi goreng, nasi rames.” Sementara gadis dan bapaknya yang duduk berhadapan dengan saya, juga makan bekal mereka. Hmm…yummy, kayaknya, ayam ungkep, sambel,  plus nasi yang masih panas. Ih…dasar sukanya liat-liat makanan orang, jadi ngiler, kan?

Usai sarapan pagi, saya hanya bisa menikmati pemandangan di luar sambil terkantuk-kantuk. Nggak ada yang ngajak bicara, bikin saya mati gaya. Untung ada anak kecil di belakang yang sesekali mengintip, ”Ayo, sini, duduk deket tante.” Pagi itu, di gerbong saya ada sekitar lima balita yang mondar-mandir di sepanjang jalan. Jadi inget Nabil dulu, pas pertama naik kereta. Persis seperti itu, maunya jalaaan terus.

Waktu terus berjalan. Tak terasa sudah sampai Pekalongan. Yeay…bentar lagi saya turun. Saya dengar dua ibu-ibu sebelah ngobrol lagi, setelah tertidur sebelumnya.
“Eh, di sini ada makanan khas namanya nasi begono.”
“Begono apa begini?”
Saya langsung menimpali, “Nasi megono, Bu.”
Kami bertiga langsung ketawa bersama.
“Tuh kan, makannya aku nanya nasi begono apa begini. Ternyata yang bener nasi megono.”
Hihihi…jadi inget Anjasmara di sinetron Cecep yang suka ngucapin: begono.

Melihat dua perempuan itu, saya kok tiba-tiba jadi mellow. Apa saat saya seumuran mereka ada teman yang mau diajak curhat dan jalan-jalan semau saya * dasar emak-emak doyan kelayapan. Saya kan pengin terus berjalan-jalan di bumi Allah yang terhampar luas ini. Nggak salah, kan? Maka doa saya pagi itu : Ya, Allah, seandainya saya diberi umur panjang, saya ingin sehat, bisa jalan-jalan terus, dan ada teman yang setia menemani.

mau kayak nenek2 ini, hihihi...



Minggu, 18 Mei 2014

Kopdar Pertama IIDN Semarang

11.15 5 Comments


Saat ada pengumuman kopdar di KFC Pandanaran, saya langsung ngangkat tangan tinggi-tinggi * yang di sebelah saya, maaf ya kalo nyium bau asem-asem seger. Kali ini saya harus ikut karena lokasinya terjangkau alias dilewati banyak angkot. Sebenarnya ada beberapa alasan saya hari Sabtu, 16 Maret, itu harus ke Semarang. Yang pertama saya harus ke rumah kakak saya di Kintelan untuk sebuah urusan penting (pokoknya berhubungan dengan masa depan *apa seh?). Kedua, rencananya saya mau nyari tiket kereta ke Jakarta untuk hari Selasa. Nah, ketiga, baru pengin ketemu sama emak-emak dan mbak-mbak yang smart anggota IIDN Semarang.

Ini kali ketiga saya ke Semarang naik angkutan umum, setelah pindah ke Kendal lagi. Wah, ternyata Kendal-Semarang makan waktu 1 jam lebih ya. Cape deh *plok! tepok jidat. Acara sebenarnya jam 13.00, tapi jam segitu saya baru nyampe BRI Pandanaran. Mengingat kakak saya masuk kerja jam 14.00, saya langsung tancap gas ke rumahnya dulu. Ternyata oh ternyata…hari itu sedang ada kampanye damai menjelang Pemilu. Jalan menuju rumah kakak ditutup, angkot yang saya tumpangi nyari jalan tikus hingga akhirnya sampai juga di samping RS Kariadi.

Untung, kakak saya belum berangkat kerja. Jadi kita sempat speak-speak urusan penting itu sebentar. Kelar urusannya, kita berdua turun gunung *maklum rumah kakak di atas bukit. Waduh, ternyata terjadi kemacetan total di samping RS Kariadi. Alamat telat hadir di KFC nih.

Benar aja, saya nyampe TKP sekitar jam 14.15. Pembicara utama, Mbak Hartari Hartawan sudah berbicara lama tentang kiat-kiat menulis cerpen. Duh, ketinggalan nih. Yang sempat saya denger sih, intinya kalau mau ngirim cerpen ke Femina, harus tentang wanita karier dan kehidupannya. Bukan kisah emak-emak RT yang kehidupannya getir dan menguras air mata. Ceritanya membuat pembaca penasaran, setelah ini apa, setelah ini apa. Dan endingnya mengejutkan, di luar perkiraan pembaca alias twist ending.

Oh, ya, sedikit bocoran, untuk tahun ini tema yang dicari seputar kuliner dan travelling. Hmm…kayaknya emang lagi trend kedua topik itu. Usai mendengar penuturan Mak Hartari  yang pernah jadi finalis lomba cerpen Femina ini, hadirin meminta Mbak Unik cerita tentang pengalamannya jadi model di acara penganugrahan Srikandi Blogger kemarin. Saya nggak begitu denger, karena lagi pesen spaghetti *ups, sorry ya, Mak, laper banget nih. Perut belum diisi dari pagi.

Sesi berikutnya, perkenalan anggota baru. Ternyata bukan hanya saya yang new comer. Ada 3 orang lagi yang baru pertama kali ikut kopdar. Sementara saya menghabiskan porsi makan siang, yang lain memulai perkenalan dulu. Saya pun kebagian yang terakhir setelah sebelumnya ada Tina dan mak Siti Marfuah. Pas saya mengakhiri perkenalan, datanglah Mbak Archa Bella. Suit…suit…perhatian hadirin pun beralih ke wanita cantik mirip Ashanti itu. Slamet…slamet…saya jadi nggak ditanya macem-macem.

Berhubung waktu sudah sore, saya mengikuti jejak beberapa teman yang pamit pulang duluan. Ya, tahu sendiri kan, perjalanan saya masih panjang. See you later, my new friends! Sungguh, saya ingin mengenal kalian semua lebih dekat. Teh Indari pernah bilang, kalo IIDN Semarang itu korwil paling aktif, ada pertemuan rutin setiap bulan. Ya, harus saya akui mereka semua aktif dan produktif. Semoga setelah kumpul dengan mereka, saya bisa ketularan kedua sifat itu.

yg tengah inilah pembicaranya
foto dulu maaak sblm pulang




Senin, 12 Mei 2014

Ayo, move on, Jeng Sri!

08.43 0 Comments
Dulu, pas bulan Desember, saya bikin planning puanjaaang banget, sampe ngabisin berlembar-lembar kertas *lebay. Salah satu resolusi saya di tahun 2014 adalah: jreng…jreng…(biar dramatis) rutin menulis di blog, rutin menulis artikel untuk FP saya, dan rutin nulis apa aja. Ternyata oh ternyata, kondisi di Kendal jauuuh berbeda dengan di Jakarta * ya iya lah. Maksud saya, koneksi inet di sini nggak selancar di Jakarta.

Waktu di Jakarta, kita pake First Media, TV dan inet lancar jaya. Setiap saat mau FB-an, browsing, buka Youtube, atau ngisi blog, ayuk aja. Sementara di sini…hiks * mulai pengin nangis nih. My hubby yang ganteng dan baik hati sudah berusaha sekuat tenaga membahagiakan anak dan istrinya yang imut menggemaskan ini. Mulai dari nanya-nanya provider yang paling lancar di kota kecil ini. Nyoba pake ini dan itu, ternyata jaringan inet tetep super lemooot dan bikin stress tingkat dewa.

Itulah sebabnya, saya jadi jarang ngisi blog. Saya tau, fans berat saya pasti menunggu-nunggu tulisan saya yang selalu bikin mereka berteriak histeris. Maaf ya, Jeng Sri Lovers, terlalu lama menunggu *plak! Sadar, jangan ngigo. Jujur, sebagai orang yang seneng menceritakan apa yang saya liat, dengar, dan rasakan, tangan ini sudah gatel pengin nulis. Banyak kejadian selama beberapa bulan ini yang cuma ngejogrog manis di kepala.

Dan, hari ini, saat usia saya genap 43 tahun, saya menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Oh, bukan ya…itu mah pidato Presiden Soekarno. Saya menyatakan ingin move on. Kalo kata Bang Isa Alamsyah: No Excuse! Nggak boleh banyak alasan. Semakin banyak mengungkapkan alasan, semakin tampak kelemahan kita. Intinya saya ingin membuang rasa malas yang selalu bersemayam mesra di diri saya.


Saya akan rajin ngisi blog, nulis artikel, dan nulis apa aja lagi. Nggak peduli inet di rumah, paketnya cuma jam 00.00 sampai 09.00. Nggak peduli bagaimana caranya, yang penting harus konsisten nulis. Dukung dan doakan saya ya, Jeng Sri Lovers. Caranya: ketik JSL kirim ke 9288 * dijamin operatornya puyeng tujuh keliling.