Senin, 22 Desember 2014

Sosok Pengganti Ibuku

21.49 1 Comments
Alhamdulillah, saya terlahir sebagai anak bungsu dari 6 bersaudara. Itu membuat saya bisa belajar banyak dari kelimanya ketika memutuskan untuk menikah. Ya, jujur saya sering meniru gaya mereka dalam menjalani rumah tangga. Mulai dari cara berkomunikasi dalam keluarga, maupun cara membimbing anaknya hingga ada yang pinter ngaji, jago main musik, jago nyanyi, dan lulus sarjana.

Dari kelima kakak, saya merasa paling “dekat” dengan kakak kelima. Umur kami selisih 2 tahun. Mungkin karena sama-sama perempuan, jadi saya bisa leluasa curhat padanya. Sejak menikah, secara fisik jarak kami semakin jauh. Tapi komunikasi tetap lancar dan kami saling mengunjungi bila ada kesempatan.

Kadang saya kesal, kenapa sih bakat memasak almarhumah Ibu tidak menurun ke saya. Kedua kakak perempuan saya jago masak. Sementara saya hanya pinter menjahit pake tangan. Almarhumah Ibu itu multi talent, masak oke, menjahit pinter, bikin kreasi untuk seserahan jago. Makanya, kalo pas saya berkunjung ke rumah kakak, saya minta dimasakin ini itu. Nginep di Bekasi seminggu bisa naik berat badan saya.

Berhubung kakak kuliahnya di ilmu kependidikan, saya sering menirunya dalam mendidik ketiga anak saya. Misalnya tidak mengharuskan mereka jadi rangking 1 di kelasnya karena tiap anak punya kecerdasan masing-masing. Memberi reward sesuatu yang sederhana dan bermanfaat. Misalnya kalo dapat nilai 10 waktu ulangan di sekolah, dapat es krim. Sampai-sampai si sulung pernah berkomentar, “ Ih, Ummi kok niru-niru Budhe sih?”

Iya, saya memang sering meniru dia. Menurut Pak Jamil Azzaini dalam bukunya, “Tuhan, Inilah Proposal Hidupku”, harus ada mentor dalam hidup kita. Yaitu orang yang punya kelebihan 4 ta ( harta, tahta,kata, dan cinta) dibanding kita. Dan saya sudah mantap menjadikan kakak saya itu sebagai mentor hidup saya.

Di mata saya, kakak adalah sosok perempuan yang cantik, cerdas, lembut, penuh kasih sayang, dan selalu positif thinking. Persis seperti sosok Ibu kami. Sejak SD sampai kuliah selalu rangking 1. Dia multi talent, main gitar bisa, olah raga oke, masak juga jago. Selalu jadi kesayangan murid-murid di tempatnya mengajar karena sangat telaten. Di rumah, apalagi, selalu jadi primadona keluarga. Ketiga anaknya sering bilang, pengin home schooling sama Mamanya aja. 

Si bungsu saya ketika mau diajak pindah ke Jawa pernah berujar, "Aku nggak mau pindah, aku mau ikut Budhe aja di Bekasi." Pernah juga, si bungsu liburan di Bekasi, nggak mau diajak pulang ke Jakarta. Itu karena Budhenya sangat sabar mengurusnya. Di Hari Ibu tahun ini, saya ingin menuliskan sosoknya di blog saya. Saya ingin dia dan semua orang tahu, bahwa saya menyayangi dan menghormatinya.


Ditulis dengan penuh cinta dan kerinduan. I miss you, Mbak. Tunggu kami di Bekasi ya…

kenangan jalan-jalan di Kota Tua

Rabu, 17 Desember 2014

Blogging with Heart, Dear...

23.18 0 Comments
Alhamdulillah, akhirnya bisa ketemu dengan Mak Indah Julianti Sibarani. Siapa gerangan beliau? Kalau di IG ada selebgram, nha…di dunia perblogingan ada seleblog. Mak Injul ini termasuk seleblog dunia blog perempuan Indonesia. Beliau co-founder Komunitas Emak Blogger (KEB). Tahun ini beliau boyongan dari Bekasi ke Yogya, males dibully, katanya, hahaha…

Hari Minggu, 23 November 2014 lalu, lalu Mak Injul diundang khusus oleh Komunitas IIDN Semarang untuk berbagi tentang dunia perblogingan. Bertempat di Rumah Albi, lantai 2 Alfamart Telogorejo, Semarang, acara  baru dimulai jam 10 lebih (padahal undangan jam 9). Yang jadi MC Mak Hartari, teman ngobrol nunggu pembicara datang. Ya ampun, Mak, ternyata di balik wajah kalemmu tersimpan kekonyolan luar biasa. Besok daftar Stand Up Comedy, ya…

si MC kocak, Mak Hartari

Pagi itu Mak Injul cerita perjalanannnya di dunia blog. Ternyata beliau sudah ngeblog sejak tahun 2003, (wew…saya belum kenal internet jaman itu). Saat bekerja di Indosiar, ada kesempatan ngisi web berita Indosiar. Suatu saat beliau ada kesempatan membuat buku dan akhirnya buku itu terbit juga. Gilanya, ketika ada kesempatan membuat buku yang kedua, beliau memutuskan resign dari Indosiar.
Mak Injul in action
Waktu itu Mak Injul berpikir, mau di rumah nulis-nulis aja. Ternyata, tulisan nggak kelar-kelar, uang pribadi juga menipis. Alhamdulillah, pertolongan Allah datang. Seorang sahabat memperkenalkan beliau dengan seseorang yang sedang mencari penulis review produk Walls (ngiler denger kata Walls). Tawaran diterima. Mau tahu nilai kontraknya? 6 jeti untuk 2 bulan, setiap minggu kirim review tulisan cuma beberapa ratus kata. Wow…jungkir balik dulu ah.

Berita dukanya, ketiga putrinya mblenger tiap hari harus makan es krim yang dikirim gratis ke rumah oleh pihak Walls (hei…sini-sini, Nak, Tante bantu ngehabisin). Tapi si Emak langsung teriak, “Ayo, Nak, makan es krimya, demi 6 jeti.” Hahaha…ngakak sambil bayangin wajah tiga gadis kecil itu. Kontrak pertama kelar, dilanjut kontrak berikutnya. Kalo yang pertama sebangsa Magnum, yang kedua serial Padle Pop. “Jadi kita harus makan es krim lagi tiap hari? “ Hahaha…mules bayanginnya.

Pengin dapet uang dari ngeblog kayak Mak Injul? Hello…Beliau ngeblog dari tahun 2003 loh. Dari blog gratisan sampai yang sekarang www.indahjuli.com. Dan semua perlu perjuangan yang menguras tenaga dan air mata * haiyah. Ini tips sukses ngeblog ala Mak Injul:
1. Posting. Rajin-rajinlah posting di blog kalau bisa sih setiap hari. Ya, minim seminggu sekali. Ide kan ada di mana-mana, tinggal mungutin aja * sampah kali. Siapa yang postingnya sebulan sekali. Saya mengangkat tangan dengan ragu *ih, Mak, jadi pengin malu deh…
2. Blogwalking. Seringlah berkunjung ke blog teman dan tinggalkan jejak di sana. Kita bisa dapat tambahan ilmu, teman, dan kunjungan balik dari pemilik blog. Sudah jadi rahasia umum, kita harus kunjungi blog orang yang komen di blog kita.
3. Networking. Banyak sekali komunitas (penulis) yang bisa kita ikuti. Setelah posting, jangan dianggurin aja. Bagi link ke berbagai komunitas yang kita ikuti. Dari situ akan semakin banyak orang yang mengenal kita dan tentu semakin banyak tawaran kerjasama yang datang.

Jadi intinya, meski di blog pribadi itu kita boleh nulis apa saja sesuka hati, tetep ada yang harus diperhatikan. Kalau kata Mak Injul, menulislah dengan hati, sesuai banget dengan temanya Blogging with Heart. Bener, Mak, tulisan yang dibuat dengan hati akan sampai ke hati. Tambahan lagi, ini quotes dari Mak Injul, “Blogging with Heart, Money will Follow.” Lha trus kapan money will follow me? Hahaha...ngisi blog dulu sana! Acara ditutup dengan pantun sang MC " Kalo ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi. Kalo ada umur panjang, yuk kita ngintip orang mandi." Sampai ketemu bulan Desember ya, Mak dan Mbak semua. Mudah-mudahan kita bisa ketemu lagi.

Mak Dian Nafi mewakili Mak Dedew, memberi buku dan plakat

serius denger cerita Mak Injul

kids corner, nyari ilmu sambil momong


wew...serunya! padahal beberapa batal datang

temen segeng KI Semarang