Jumat, 29 Juli 2016

Kisah di Balik Foto Lama

10.07 0 Comments
Awal tahun saya bikin resolusi  mau rajin ngeblog. Qodarullah, sebulan kemudian tiba-tiba PC sekarat dan akhirnya saya pensiunkan. Ditambah kesibukan saya sebagai pengangguran yang luar biasa padat. Dilanjut 2 bulan lalu foto-foto di hape ke-delete. Maka sempurna sudah alasan saya untuk nggak nulis di blog.


Karena kasihan melihat istrinya tiap hari bermuram durja akibat nggak ada komputer, maka si Bebeb pun beliin saya laptop seken yang masih layak pakai. Hari ini, saya pindahin foto-foto lama dari penyimpan data yang selama ini dibawa Nabila ke Jogja. Hmm...tiba-tiba kok pengin nulis tentang kehidupan saya di Jakarta dulu yang penuh liku-liku dan mengharu biru * halah. Foto memang menyimpan banyak cerita. Rasanya nggak tahan pengin berbagi cerita. Bismillah, semangat...semangat...semangat...

Jadi begini, terutama bagi yang baru kenal saya, tahun 2009 saya memutuskan pensiun dini dari BUMN tempat saya menghabiskan waktu selama 17 tahun. Saya pun hijrah dari Kendal ke Jakarta. Semuanya berubah, ya...harus berubah. Saya yang biasanya ngantor nine to five sekarang jadi Upik Abu yang kerjaannya berkutat di seputar dapur, sumur, dan kasur. Nggak papa lah, lha wong niatnya mau ngurus suami dan anak-anak, full 24 jam. Saya sempat diketawain teman dan saudara. Mereka ragu bisa nggak ya saya menjalani kehidupan sebagai full time mom.

Enam bulan ngendon di rumah, saya mulai jenuh. Mulailah browsing di internet nyari kegiatan yang cocok dengan passion, cie...Wah, melihat foto-foto ini saya jadi sadar kalo ternyata saya lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Ibu macam apa saya ini , plakk * tampar mesra pipi sendiri.


ketemu Mbak Helvi di acara sang adik

kopdar IIDB Jakarta yg pertama


syuting O Channel with WSC

launching buku 101 Perempuan Menulis

workshop travel writer with Teguh Sudarisman

kopdar IIDB di Sarinah Plaza

jadi model di Nova Ladies Fair

workshop bikin boneka with Ndandut Doll


kopdar komunitas IIHC

ke pabrik teh Sosro

kopdar Komunitas Caem Nobar

ketemu Artika dan Baim

di acara milad Teh Pipit Senja

workshop nulis with Bang Aswi dan Teh Indari

touch of blue di acara Downy

gabung di FLP Jakarta angkatan 17 
workshop nulis with Asma Nadia

workshop nulis with Boim Lebon

maen ke goa (alm) Oom Pepeng

rumah baca Asma Nadia, Depok

Foto-foto di atas cuma sebagian saja. Wuih kebayang kan rempongnya saya. Oh ya, hanya bertahan 4,5 tahun saya hidup di rimba ibukota. Saya melambaikan bendera putih dan balik lagi tinggal di kampung. Nggak usah tanya alasannya. Adaaa deh. Banyak orang yang (lagi-lagi) menyesalkan keputusan saya dan ada yang bodoh-bodohin saya.

Saya jawab semua itu dengan senyuman. Asal tahu saja, saya tidak pernah menyesali apa yang sudah terjadi. Rasulullah saja mengajarkan umatnya untuk hijrah, berkelana, atau travelling. Banyak pelajaran berharga yang kita dapatkan selama tinggal di tempat lain. Tambah saudara iya, tambah ngerti banyak budaya iya, tambah terbuka pikirannya juga iya. Coba perhatikan teman atau saudara kita yang pernah tinggal di luar negeri. Pasti lebih open mind.

Syukur alhamdulillah selama tinggal di Jakarta saya bertemu dengan banyaaak orang hebat. Dari merekalah saya belajar tentang hidup dan kehidupan. Sekarang saya tinggal ATM buah pikiran mereka. Sampai detik ini saya masih berhubungan dengan para mentor saya itu via media sosial. So, mari kita jelang usia 50 tahun dengan hidup lebih tenang dan lebih bisa memberi manfaat untuk orang lain. Semangat pagi!