Kemenparekraf bekerjasama dengan NulisBuku.com &
Plot Point mengadakan kompetisi menulis Tulis Nusantara 2012, dengan tema:
Menangkap ragam cerita hidup di Indonesia. Sehubungan dengan acara itu diadakan
pula roadshow workshop menulis di 12 kota di Indonesia. Acaranya gratis..tis.
Para peminat tinggal kirim email yang berisi nama dan nama komunitas ke tulisnusantara@gmail.com,
nanti akan ada balasan dari panitia.
Saya termasuk orang yang beruntung, karena sehari sebelum
acara mendapat email untuk konfirmasi kehadiran. Menurut panitia hanya 50 orang
saja yang diberi kesempatan hadir di Jakarta. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan
bagus itu, tanggal 23-11-2012 sore, berangkatlah saya seorang diri naik Trans Jakarta (penting nggak
sih?) menuju Talaga Resto di Episentrum Walk, Kuningan, Jakarta.
Begitu tiba di sana tepat pukul 18.00 saya langsung
mengisi buku daftar hadir. Setelah itu mencari mushola untuk sholat Maghrib
dulu. Jam 18.30 seperti tertera di undangan, saya balik lagi ke Talaga Resto.
Acara pertama justru makan malam (di undangan itu acara ketiga, loh). Sambil
menikmati sepiring nasi goreng plus segelas orange juice (eh, dua gelas ding),
saya berkenalan dengan orang-orang yang duduk semeja dengan saya. Ternyata
salah satunya adalah Mbak Ollie, founder nulisbuku.com dan pemilik butik
Salsabeela.
Acara dibuka oleh Bapak Zulkifli dari Kemenparekraf.
Dilanjutkan materi workshop oleh Pak Arief Ash Shiddiq dari PlotPoint.
Materinya bikin saya bilang Wow! sambil koprol plus kayang. Untuk seorang
penulis pemula seperti saya, sangat susah mengikuti gaya super cepat Pak Arief.
Mungkin itu materi seharusnya diberikan sehari tapi disingkat jadi satu jam. Yang
terjadi, saya (dan juga beberapa peserta) hanya terbengong-bengong mendengar
penjelasan beliau.
Sebagai gambaran, detik pertama, beliau langsung nanya, “Apa
itu cerita?” Beberapa jawaban peserta dirasa beliau kurang tepat. Menurutnya,
dalam sebuah cerita itu ada 3 unsur yaitu suatu kejadian, menimpa karakter, dan
mengubahnya. Cerita yang bagus itu harus mempunyai 3 unsur yaitu kontras,
konflik, dan krisis. Sebagai contoh misalnya ada seorang ibu yang dulunya cuek
terhadap keluarga. Suatu saat tsunami melanda desanya di Aceh. Dia kehilangan salah
seorang anaknya. Sejak itu dia menjadi pribadi yang sangat lembut dan perhatian
pada keluarganya.
Jadi, menurut Pak Arief, ragam cerita hidup nusantara itu
nggak ngomongin adat istiadat, nggak ngomongin budaya daerah. Juga bukan berisi
curhat atau narasi. Kita bisa ambil kejadian sehari-hari yang kita alami.
Jangan lupa dengan 3 unsur di atas. Bingung? Jangan tanya saya. Tanya langsung
ke @alienstartrek(akun twitter Pak Arief) atau @tulisnusantara, ya, hehehe...
Di tengah workshop, tampillah sang bintang tamu, Mbak AE
alias Alberthine Endah, yang dikenal sebagai spesialis penulis biografi orang
terkenal. Mbak AE sharing tentang pengalaman menulisnya sejak awal karier
hingga seterkenal sekarang ini. Menurut Mbak AE, untuk bisa membuat buku
biografi yang baik, penulis harus menjaga mental (karena menyerap emosi sang
tokoh) dan mempunyai otak yang bersih.
Selesai acara sharing session Mbak AE, dilanjut dengan
tanya jawab. Terakhir foto bersama dan berakhir sudah acara workshop Tulis
Nusantara di Jakarta. Sayang karena sudah malam dan buru-buru mau pulang, saya
dan Mbak Kiki Handriyani tidak ikut foto bersama. Tak apalah, yang penting hari
ini saya sudah dapat banyak ilmu dari Pak Arief dan Mbak AE. Buat Ollie,
makasih foto-fotonya, ya, say (hehehe...sok akrab banget, padahal Ollie nggak
kenal saya).