Selasa, 27 November 2012

Dari Workshop Tulis Nusantara

19.45 0 Comments

Kemenparekraf bekerjasama dengan NulisBuku.com & Plot Point mengadakan kompetisi menulis Tulis Nusantara 2012, dengan tema: Menangkap ragam cerita hidup di Indonesia. Sehubungan dengan acara itu diadakan pula roadshow workshop menulis di 12 kota di Indonesia. Acaranya gratis..tis. Para peminat tinggal kirim email yang berisi nama dan nama komunitas ke tulisnusantara@gmail.com, nanti akan ada balasan dari panitia.

Saya termasuk orang yang beruntung, karena sehari sebelum acara mendapat email untuk konfirmasi kehadiran. Menurut panitia hanya 50 orang saja yang diberi kesempatan hadir di Jakarta. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan bagus itu, tanggal 23-11-2012 sore, berangkatlah saya seorang diri naik Trans Jakarta (penting nggak sih?) menuju Talaga Resto di Episentrum Walk, Kuningan, Jakarta.

Begitu tiba di sana tepat pukul 18.00 saya langsung mengisi buku daftar hadir. Setelah itu mencari mushola untuk sholat Maghrib dulu. Jam 18.30 seperti tertera di undangan, saya balik lagi ke Talaga Resto. Acara pertama justru makan malam (di undangan itu acara ketiga, loh). Sambil menikmati sepiring nasi goreng plus segelas orange juice (eh, dua gelas ding), saya berkenalan dengan orang-orang yang duduk semeja dengan saya. Ternyata salah satunya adalah Mbak Ollie, founder nulisbuku.com dan pemilik butik Salsabeela.

Acara dibuka oleh Bapak Zulkifli dari Kemenparekraf. Dilanjutkan materi workshop oleh Pak Arief Ash Shiddiq dari PlotPoint. Materinya bikin saya bilang Wow! sambil koprol plus kayang. Untuk seorang penulis pemula seperti saya, sangat susah mengikuti gaya super cepat Pak Arief. Mungkin itu materi seharusnya diberikan sehari tapi disingkat jadi satu jam. Yang terjadi, saya (dan juga beberapa peserta) hanya terbengong-bengong mendengar penjelasan beliau.
Sebagai gambaran, detik pertama, beliau langsung nanya, “Apa itu cerita?” Beberapa jawaban peserta dirasa beliau kurang tepat. Menurutnya, dalam sebuah cerita itu ada 3 unsur yaitu suatu kejadian, menimpa karakter, dan mengubahnya. Cerita yang bagus itu harus mempunyai 3 unsur yaitu kontras, konflik, dan krisis. Sebagai contoh misalnya ada seorang ibu yang dulunya cuek terhadap keluarga. Suatu saat tsunami melanda desanya di Aceh. Dia kehilangan salah seorang anaknya. Sejak itu dia menjadi pribadi yang sangat lembut dan perhatian pada keluarganya.

Jadi, menurut Pak Arief, ragam cerita hidup nusantara itu nggak ngomongin adat istiadat, nggak ngomongin budaya daerah. Juga bukan berisi curhat atau narasi. Kita bisa ambil kejadian sehari-hari yang kita alami. Jangan lupa dengan 3 unsur di atas. Bingung? Jangan tanya saya. Tanya langsung ke @alienstartrek(akun twitter Pak Arief) atau @tulisnusantara, ya, hehehe...

Di tengah workshop, tampillah sang bintang tamu, Mbak AE alias Alberthine Endah, yang dikenal sebagai spesialis penulis biografi orang terkenal. Mbak AE sharing tentang pengalaman menulisnya sejak awal karier hingga seterkenal sekarang ini. Menurut Mbak AE, untuk bisa membuat buku biografi yang baik, penulis harus menjaga mental (karena menyerap emosi sang tokoh) dan mempunyai otak yang bersih.

Selesai acara sharing session Mbak AE, dilanjut dengan tanya jawab. Terakhir foto bersama dan berakhir sudah acara workshop Tulis Nusantara di Jakarta. Sayang karena sudah malam dan buru-buru mau pulang, saya dan Mbak Kiki Handriyani tidak ikut foto bersama. Tak apalah, yang penting hari ini saya sudah dapat banyak ilmu dari Pak Arief dan Mbak AE. Buat Ollie, makasih foto-fotonya, ya, say (hehehe...sok akrab banget, padahal Ollie nggak kenal saya).







Jumat, 23 November 2012

Yang Tersisa dari Nova Ladies Fair

00.17 0 Comments

Syukur alhamdulillah, senang rasanya bisa berpartisipasi di acara yang digelar Tabloid Nova: Nova Ladies Fair (NLF). Acara yang digelar tanggal 11 November 2012 di Parkir Selatan Istora Senayan itu mengambil tema : Women and Communities Day Out. Kebayang, kan, serunya bila berbagai komunitas perempuan berkumpul.

Keterlibatan saya di acara itu sepertinya sudah diatur Yang Maha Kuasa (ya, iya lah). Ketika pertama diumumkan di wall IIDN bahwa dibutuhkan 5 orang untuk mewakili IIDN utk  flashmob dan fashion show, saat itu saya sedang ada tugas negara. Ceile, keren banget, ya, bahasa saya. Maksudnya saat itu saya harus mendampingi suami di acara penutupan pendidikannya di Lembang, Bandung. Tanggal 1 November sepulang dari Lembang, pas buka wall IIDN, ada yang posting kalau masih dibutuhkan beberapa orang lagi untuk acara NLF itu. Saya langsung unjuk tangan, eh...maksudnya langsung daftar. Kata teman saya, yaudah datang saja pas latihan terakhir di Gedung Kompas Gramedia, Jl. Panjang 8A, Kebon Jeruk. Singkat cerita berangkatlah saya tanggal 8 itu ke Kebon Jeruk. Ternyata banyak juga yang new comer alias baru ikut latihan saat itu. Kami para new comer ini dituntut untuk cepat menyesuaikan dengan para pendahulu. Oke, lah. Latihan saat itu benar-benar menguras tenaga dan sukses membuat kaki saya pegal. Latihan dimulai jam 11 sampai jam 16. Maghrib saya baru nyampe rumah lagi. Ini dia wajah-wajah kami seusai latihan. Capek tapi tetap senyum...


Hanya sehari istirahat, tanggal 10 kami melakukan GR di tempat acara. Dan akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Tanggal 11 bulan 11 (cakep kan?), untuk pertama kali dalam hidup saya, saya menjadi peragawati. Norak, ya? Biar saja, dalam dunia nyata, mana ada peragawati tingginya semampai (semeter nggak nyampai) kayak saya begini. Usai menjadi peragawai (abal-abal) di fashion show on the street, saya berubah wujud jadi dancer. Ya, saya ikutan flashmob dengan lagu Korea yang lagi in saat ini: Gangnam Style. Wow...kebayang nggak sih, ibu-ibu (sebagian usianya 40 tahun ke atas kayak saya) menirukan gaya coboy plus gaya kuda jingkrak-jingkrak?Hehehe...Tapi seperti kata sang pelatih, Mbak Dyah, nggak boleh malu-malu dan jangan setengah-setengah, maka kami semua menari dengan total.

Alhamdulillah, menjelang senja, tugas kami selesai dengan sempurna. Semua puas! Kami semua rindu dengan kebersamaan yang hanya sesaat itu. Meski dari berbagai komunitas (IIDN, Kumpulan Emak-emak Blogger, La Femme Patisseries, Female Photographer, Hijabers Mom Community, dll) kami merasa seperti saudara *haiyah, lebay. Esoknya, status FB kami hampir sama: kapan ya kita bisa menggila kayak kemarin itu? * hihihi...dasar emak-emak.





Oh, ya, karena keterbatasan waktu, ditambah hujan yang mengguyur Senayan sesaat setelah acara fashion show on the street, maka saya nggak sempat memasuki satu per satu stand yang ada. Bahkan di stand IIDN hanya sempat cipika cipiki sama Teh Indari Mastuti di pintu masuk. Nggak tahu apa saja isi stand IIDN, maafin saya, ya. Dan inilah sedikit oleh-oleh yang saya bawa pulang. Stt...amplopnya (sengaja) nggak difoto, takut ada yang mupeng. Trus, Attack-nya juga sudah langsung dipake buat nyuci baju dan celana yang kecipratan air hujan.


Kamis, 22 November 2012

Laporan Sekilas Acara Educative Talkshow Downy dan GH

22.14 0 Comments


Bertempat di Mawar Conference Room, Balai Kartini, Jakarta, pada hari Selasa, 23 Oktober 2012, Downy Antibacteria dan Majalah Good Housekeeping menggelar acara educative talkshow berjudul “Healthy Home Happy Family”. Acara yang gratis alias cuma-cuma alias free ini diikuti oleh dua macam peserta yaitu blogger dan pers. Kami (kira-kira 10 orang ini tentu masuk kategori blogger, meski komunitas kami adalah IIDN bukan KEB). Acara dibagi dalam dua sesi, di mana peserta bebas menentukan mau ikut sesi I atau sesi II. Bedanya hanya sesi I dimulai dari jam 10 sampai jam 13, dengan MC Lala Tangkudung. Sementara sesi II dari jam 14 sampai jam 17, dengan MC Ivy Batuta. Selain hal itu, nggak ada bedanya; pembicaranya sama, bintang tamunya sama (Artika Sari Devi dan Baim), ruangannya sama, menu makanannya juga sama, hehehe...

Oke, saya mulai laporan dengan mengabarkan betapa narsisnya kami berenam (saya, Mbak Rani, Mbak Wuri, Mbak Mercy, Mbak Citra, dan Mbak Tri Sapta). Memilih duduk di round table terdepan, agar bisa melihat Artika dan Baim dengan jelas, begitu usul Mbak Rani. Sebelum acara dimulai, kita foto-foto dulu. Maaf, ya, Mbak Tri Sapta (yang moto) dan Mbak Lia yang duduk di round table sebelah nggak kejepret.



Lala Tangkudung memulai acara (kira-kira jam 10.30) dengan mengabsen para peserta.”Dari Ibu-ibu Doyan Nulis mana?” begitu teriaknya. Saya pun mengangkat tangan. “Oh, ternyata di depan sini. Wah, kelihatan fresh semua, ya. Bajunya juga sesuai dengan dress code: be fresh with blue.” Sayang, pemenang dress code terbaik bukan dari IIDN.

Selesai mengabsen semua peserta, pembicara pertama tampil. Namanya Ibu Anis Karuniawati, Ketua Lab Mikrobiologi Klinik FKUI. Beliau menerangkan tentang berbagai macam bakteri yang ada di sekitar kita. Nama latinnya lucu-lucu. Sampai Lala berkomentar,”Ibu-ibu, hati-hati ngasih nama anaknya, ya, jangan-jangan itu nama bakteri.” Hehehe...ada-ada saja. Beliau juga menerangan cara kerja bakteri sekaligus cara mencegah agar bakteri tidak berpindah tempat ke tubuh kita.
Pembicara kedua, dr. Siti Pariani. Beliau menerangkan tentang pentingnya menjaga kesehatan dalam keluarga. Di tengah ceramah, beliau bertanya, “Seberapa sering Ibu mencuci handuk di rumah?” Seorang teman kita (kasih tau nggak ya?) menjawab dengan jujur,” Sebulan sekali.” Jawabannya membuat beliau tertawa,”Hahaha...kelamaan, Bu. Paling lama seminggu sekali, handuk harus dicuci.”
Nah, pembicara ketiga, ini dia yang ditunggu-tunggu, pasangan harmonis, Artika Sari Devi (Putri Indonesia tahun 2004) dan suaminya, Baim. Sebagai Brand Ambassador produk Downy, mereka tentu memberi testimoni tentang keunggulan produk pewangi pakaian yang mereka bintangi.



Setelah sesi tanya jawab, acara berikutnya adalah pengumpulan handuk untuk Yayasan Sosial Marfati. Oh, ya, sewaktu registrasi di lobi masuk, setiap peserta diberi satu handuk putih bertuliskan Downy untuk disumbangkan. Juga diberi kuesioner dengan nomor urut sesuai kedatangan di buku absen, untuk ditukarkan dengan goody bag di akhir acara. Saat dibacakan nomor yang beruntung mendapat door price, nomor saya (10) ternyata beruntung mendapatkan voucher renang gratis di kawasan BSD. Waduh, jauh amat, coba kalau renangnya di Snow Bay, hehehe...rumah saya kan dekat dengan TMII. Tapi, ya, syukur alhamdulillah dapat door price. Mbak Tia, korwil IIDN Jabodetabek, juga dapat, entah isinya apa.
Acara siang itu (kira-kita jam 13.30) ditutup dengan acara makan siang bersama. Menunya sederhana (orek tempe, ayam goreng, sambal, lalapan) tapi rasanya maknyus. Peserta tidak boleh makan di dalam ruangan, karena ruangan sedang dipersiapkan untuk acara sesi II. Setelah menukar kuesioner dengan goody bag, kami semua berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing (ya, iya, lah). Sampai jumpa lagi di acara lainnya. IIDN memang OKE. Nggak rugi saya gabung di komunitas ini. Selain dapat ilmu kepenulisan, sekarang IIDN sering diundang (gretongan, lagi) pada acara-acara seru dan bermanfaat seperti ini.