Akhir-akhir ini
banyak sahabat dunia maya saya yang curhat di FB tentang prahara rumah
tangganya. Ada yang mengalami KDRT, ada pula yang diselingkuhi suaminya. Mungkin
maksudnya agar hati jadi lega karena nggak tahu harus curhat pada siapa ( padahal
curhat terbaik kan hanya sama Allah saja). Ada yang curhatnya enak dibaca dan
bisa diambil hikmahnya. Ada pula yang curhatnya termehek-mehek, sudah tiap hari
nyetatus, statusnya lebay, lagi, maklum mamah muda.
Jaman memang
sudah berubah. Kehadiran internet dan media sosial tak bisa dihindari. Bagi
Emak-emak seangkatan saya, mau tak mau, suka nggak suka ya harus menyesuaikan
diri. Kalau nggak bisa ngikutin perkembangan jaman, siap-siap jadi
dinosaurus....alias punah, hihihi. Itulah makanya saya bikin akun FB,
Twitter,Instagram, dan WhatsApp, biar nggak punah.
Ingin rasanya
saya memberitahu Saudari saya yang suka curhat di FB tentang kegalauan hatinya.
Bahwa ada yang namanya Blog, tempat menuliskan isi hati layaknya kita ngisi
diary * ups, ketahuan lagi deh umur saya. Banyak loh manfaat nulis di Blog, di
antaranya:
1. Berbagi ilmu
yang kita punya pada pembaca. Misalnya blog kita fokus berisi resep masakan,
maka tentu sangat berguna bagi mereka yang lagi belajar masak, nyusun menu,
atau sedang diet.
2. Melatih diri
yang sebelumnya jarang nulis jadi semakin terampil. Tak jarang semakin lama
tulisan jadi semakin lancar, mengalir, dan enak dibaca. Ada beberapa orang yang
tulisan di blognya menjadi sebuah buku, bahkan diangkat ke layar lebar. Salah
satunya Raditya Dika.
3. Menuliskan
pengalaman pribadi kita yang bisa diambil ibrohnya bagi pembaca. Tuliskan yang
baik-baik saja, agar tidak terjebak dalam ghibah atau menjelek-jelekkan orang
lain. Kalau pesan orang bijak, simpan dulu cerita sedih atau buruk. Nanti
ketika waktunya tepat, barulah kita tuliskan semuanya. Contohnya kisah
orang-orang sukses, pada saat di puncak kesuksesan, orang pasti akan ternganga
ketika tahu perjuangannya yang berdarah-darah.
Menulis hal-hal yang
bersifat pribadi harus hati-hati. Jangan sampai ketika menceritakan tentang
suami kita, seperti sedang membuka aib sendiri. Ingat, suami adalah pakaian
untuk istri dan sebaliknya istri pakaian untuk suami. Pakaian kan fungsinya
untuk menutup aurat, jadi jangan buka aib pasangan hidup kita. Karena itu
luruskan niat, bahwa kita menuliskan kisah sedih yang kita alami agar bisa jadi
pelajaran bagi pembacanya dan untuk membersihkan kerak hati.
Kerak hati? Ya. Setiap
orang pasti punya kerak di dalam hatinya, terutama yang berhubungan dengan masa
lalu. Entah rasa takut, malu, sedih, atau trauma. Tanpa disadari, kerak hati
itu bisa muncul sebagai penyakit fisik seperti pusing, sakit perut, dan sakit
kulit. Agar bisa menjadi pribadi yang positif dan sehat lahir batin, maka kerak
itu harus dibersihkan. Nah, menulis bisa menjadi salah satu cara untuk
membersihkan kerak hati.
Menurut pakar,
menulis itu bermanfaat untuk kesehatan jiwa raga loh, di antaranya:
1. membantu
memulihkan emosi
2. semangat hidup
lebih meningkat
3. kualitas tidur
lebih baik
4. membuat bicara
lebih lancar
5. membuat
beberapa penyakit hilang
Nah, tunggu apa
lagi. Duhai Muslimah, apa pun kondisimu, menulislah. Kalau mengalami kepedihan,
tulislah. Kalau punya ilmu, berbagilah dengan menuliskannya. Kalau punya pengalaman
berharga, juga menulislah. Dari Blog bisa berubah menjadi Buku. Jadikan tulisan
sebagai rekam jejak hidup kita di dunia. Biarkan teman, saudara, dan anak cucu
kita tahu siapa kita. Buat mereka bangga punya teman, saudara, ibu, atau nenek
yang hebat seperti kita.
#PostinganTematik
#BloggerMuslimahindonesia
"Tulisan ini
diikutkan dalam postingan tematik Blogger Muslimah Indonesia"