Senin, 14 Juli 2014

# jalan-jalan

Nikmatnya Wedangan di Cafe Tiga Tjeret

Berkunjung ke Solo tanpa mengunjungi warung hik? Seperti Tom tanpa Jerry atau seperti Masha tanpa Bear. Ya, terasa ada yang kurang. Warung hik, atau ada juga yang menyebut wedangan khas Solo adalah tempat makan berupa gerobak di pinggir jalan. Menu utamanya adalah sebungkus kecil nasi dengan sedikit lauk. Pendampingnya aneka baceman, aneka sundukan (sate), dan aneka wedang. Di daerah lain seperti Semarang atau Jogja, orang mungkin menyebutnya kucingan atau warung sego kucing. Disebut sego kucing bukan nasi dengan lauk kucing lho, tapi karena porsinya sedikit mirip buat ngasih makan kucing.

Pengunjung bisa memilih duduk di kursi panjang atau lesehan di trotoar. Kalau datang serombongan biasanya memilih untuk duduk lesehan. Warung hik mudah sekali ditemui di seluruh penjuru kota Solo. Saat berkunjung ke Solo bersama teman-teman Komunitas IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) Semarang beberapa waktu lalu, Mak Winda, sang putri Solo asli, merekomendasikan warung hik yang oke banget. Namanya Café Tiga Ceret. Letaknya di daerah Ngarsopuro, berhadapan langsung dengan halaman Pura Mangkunegaran, tepatnya di jalan Ronggowarsito no. 97 Solo.

tampak luar

Wow, kalau ini sih bukan warung hik biasa. Lebih tepatnya warung hik dengan format café. Begitu memasuki halaman, tampak bangunan dengan 2 lantai.  Pilihan makanan dan minuman yang ada sangat variatif, sampai bingung saya milihnya. Tapi berhubung sedang menjalani FC (meski abal-abal), saya bisa mengerem keinginan untuk memasukkan semua makanan itu ke dalam perut * hahaha…emang muat.

Begitu masuk tempat penyajian makanan, yang pertama tampak adalah nasi bungkus. Ada nasi rica bebek, oseng kikil, oseng tempe, sapi lada hitam, terik daging, dll. Belok sedikit terhidang aneka lauk dan jajanan. Ada bothok telur asin, pepes ayam, aneka sate, aneka gorengan, lemper, macaroni schotel, dll. Waduh, yang mana ya yang harus dipilih, enak semua sih kelihatannya. Benar-benar menggoda!

aneka nasi bungkus

aneka lauk dan jajanan

Ya sudah, berhubung perut nggak begitu lapar, saya ambil pisang kismis sama pesen teh panas * irit banget? Biarin. Anak saya, Nabila, juga nggak kalah irit, macaroni schotel sama es coklat. Dia tadinya pengin es puter, tapi kata si Mbak Kasir lagi kosong. Selesai membayar, sambil menunggu datangnya minuman dan makanan yang sedang dibakar, kami duduk berempat di halaman, di bawah payung lebar. Selain di bawah payung, ada pilihan lain sebenarnya. Di depan display makanan dan kasir, ada meja panjang dengan banyak kursi. Tapi meja itu sudah dipenuhi emak-emak yang lain. Ada lagi tempat di lantai 2 yang didesain layaknya cafe. Kalau yang itu males naik turunnya * dasar emak-emak uzur.

pesenan saya

Tak perlu menunggu lama, makanan dan minuman sudah terhidang. Hmm…saatnya makan. Soal rasa menurut saya (juga teman yang duduk semeja) sama saja dengan warung hik lainnya, lezat dan nikmat. Bau khas bakaran arang dan daun pisang membuat nafsu makan semakin menjadi. Jaman memang sudah berubah. Orang makan di luar bukan hanya untuk menikmati makanan tapi juga menikmati suasananya. Seperti juga di sini, makanan sama enaknya dengan warung hik lain, tapi suasananya cozy banget.

Ada yang menarik di café ini. Ketika saya perhatikan, kap lampunya terbuat dari rangkaian gelas plastik bekas. Hiasan dinding di depan kamar mandi terbuat dari bekas kemasan telur. Wow, benar-benar sejalan dengan konsep go green. Sementara tempat cuci tangan menggunakan ceret aluminium sebagai kerannya. Unik banget, kan?

gelas plastik bekas

Bagi yang sedang jalan-jalan ke Solo, jangan lupa mampir ke Café Tiga Tjeret ya * eh, kok saya jadi promosi ya. Harga makanan di sana sangat terjangkau, nggak nguras kantong, pokoknya. Per porsi antara Rp2.500 sampai Rp15.000. Café ini buka dari jam 11.00 sampai jam 01.00 dan bisa menampung 100 orang. Nah, tunggu apa lagi, yuk, datang rame-rame ke Café Tiga Tjeret. Sumpah, saya nggak dibayar, tapi kalo saya promo itu karena tempat itu memang keren * angkat 2 jempol.

Ini sebagian penampakan Cafe Tiga Tjeret:

foto, ttd, dan testimoni para artis

satu gigitan emang nggak cukup

si Mas asyik bakar2

bagian minuman

beberapa emak2 IIDN





Tidak ada komentar:

Posting Komentar