Dulu saya sering
banget membayangkan bisa jalan-jalan di perkebunan teh di kawasan Puncak atau di Bandung. Kayaknya kok dingiiin banget, trus pemandangannya juga bagus. Hamparan
pohon teh terbentang luas di setiap penjuru. Pokoknya kayak yang di sinetron
gitu lah.
|
yg ada dlm bayangan saya |
Eh, ternyata nggak
jauh dari kota Kendal tercinta, ada juga perkebunan teh. Tepatnya di Desa
Keteleng, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang. Namanya perkebunan teh Pagilaran.
Dari alun-alun kota Batang lurus ke arah selatan sepanjang 28 km. Jalannya
cukup berliku tapi nggak seterjal jalan ke kawasan wisata Dieng.
|
pagilaran siang itu |
Dari tempat parkir, jalan
turun sedikit, tampak arena flying fox dan jembatan gantung yang di bawahnya
ada sungai yang cukup curam. Sayang, karena lagi puncaknya musim kemarau, air
sungainya mengering. Hanya ada aliran kecil yang sangat jernih airnya. Oh, ya, tarif
naik flying fox 15.000, sedang jembatan gantung 2.500 rupiah saja.
|
jembatan gantung |
Setelah menempuh
perjalanan kurang lebih 3 jam, saya dan rombongan segera gelar tikar di bawah
pohon melinjo. Hahaha…makan-makan dulu. Makan pagi atau siang ini? Apalah…pokoknya
makan bareng-bareng di tempat yang sejuk, titik. Tuh liat, ada yang bawa nasi
dan lauk pauk, plonco, rujakan, dan krupuk usek (hihihi…khas Kendal banget).
Yuk ah…makan dulu.
|
makan2 dulu |
Setelah kenyang, baru
deh jalan-jalan di kebun teh alias tea walk. Pemandangan memang bagus, sayang
udaranya nggak sedingin yang dibilang teman-teman sebelumnya. Lagi-lagi, ini
pasti karena lagi puncaknya musim kemarau. Jakarta dan Bekasi aja mencapai 40
derajat C. Kendal juga akhir-akhir ini bikin warganya kegerahan, saking
panasnya. Jadi, di Pagilaran yang biasanya 21-25 derajat C, mungkin ini ya 27
derajat * sotoy.
|
kebayang kan panasnya? |
|
saatnya tea walk |
Usai ngos-ngosan naik
turun bukit, kami balik ke tempat parkir. Di dekat tempat parkir ada bangunan
yang dibuat seperti teko. Kata teman saya namanya tugu poci. Nah, di
belakangnya ada tempat penjualan oleh-oleh khas Pagilaran dan Batang. Trus, pabrik,
kantor, dan rumah karyawan juga ada di sekitar situ. Sayang, karena hari
Minggu, maka pabrik tutup. Akses untuk ngintip pabrik pun nggak ada, pintu
portal dijaga Pak Satpam.
|
tugu poci |
Mungkin (mimpi boleh
kan?), lain kali saya akan mengajak keluarga nginep di vila yang banyak
tersebar di sekitar kebun teh. Jalan-jalan pagi, melihat petani memetik teh,
lalu melihat proses produksi teh di dalam pabrik. Juga melihat matahari terbit
dan tenggelam di bukit Sekupel dan gunung Kemulan/Kamulyan, atau menikmati dinginnya air
terjun yang belum sempat saya lihat. Wow…ternyata ada surga kecil tak jauh dari
kota saya.
|
view pagilaran |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar