Rabu, 15 April 2015

# ceritaku

Nengok Ibu Kota

Setelah beberapa kali batal, akhirnya saya dan anak-anak jadi juga ke Jakarta. Lala…yey yey yey * kibas-kibas pom pom. Kalo Natal 2013 kami meninggalkan Jakarta pulkam ke Kendal, Natal 2014 kami dari Kendal nengok Jakarta. Tapi eits…pak sopir ganteng kok mengarahkan mobilnya ke arah selatan ya. Apa mau ikut-ikutan mencari kitab suci kayak Kera Sakti? Hmmm…ternyata beliau mau mampir dulu ke rumah adiknya di Yogya. Setelah menginap semalam barulah lanjut ke Jakarta lewat jalur selatan.

Wew…ternyata jalur selatan tuh sempit jalannya, nggak kayak pantura. Jadilah perjalanan Yogya-Jakarta memakan waktu lumayan lama. Ditambah hujan deras yang turun sepanjang perjalanan, membuat semua kendaraan nggak bisa ngebut alias padat merayap. Kami sih santai-santai aja sambil menikmati pemandangan kiri kanan. Yang stress tentu pak sopir ganteng di sebelah saya. Akhirnya beliau minta istirahat di Saung Desa, Jalan Raya Bandung-Tasik km 51, Garut. Hore…makan-makan! Apalagi buat saya yang asli Jawa tapi penggemar masakan Sunda, ini passsss banget.

menunya bikin ngiler
Sekitar 2-3 jam kami istirahat di sana, trus lanjut lagi. Akhirnya sampai juga di Halim, alhamdulillah. Yang jadi masalah sekarang, mess tempat tinggal suami cuma berukuran 3x3 m. Lha kalo buat beraktivitas berlima, apa nyaman? Kebayang kan, kami rebutan oksigen saat tidur atau berdesakan saat makan atau nonton TV. Untung si tengah mau disuruh nginep di rumah soulmatenya waktu SMP dulu, Gilang. Dan dua hari berikutnya si kecil diangkut Pakdhenya ke Bekasi. Yeay…lumayan lega kamar kalo ditempati bertiga.

Tapi rencana yang saya susun hancur berantakan berkeping-keping jadinya. Padahal dari Kendal sudah membayangkan jalan-jalan ke Blok M cari buku-buku bagus yang murah. Atau ke Asemka beli bahan-bahan craft. Ternyata oh ternyata…biaya hidup seminggu di Jakarta membengkak luar biasa. Salah satu contohnya, beli tiga porsi nasi goreng di pasar mini Angkasa, depan mess Manuhua aja 82.000. What? Saya dan Nabila sampe hampir pingsan liat angka di kuitansi si Mbak. Wew…ternyata porsinya jumbo dan rasanya biasa aja. Alhasil, malam itu usai makan kami berdua menggerutu sepanjang malam.

Yang senang tentu ketiga bocah itu. Memang sesuai rencana, mereka ke Jakarta karena kangen dengan teman-temannya. Jadilah liburan semesteran kali ini ajang reuni mereka. Si emak yang imut dan baik hati ini akhirnya rela ngendon di kamar mess sendirian. Oh, nasib…nasib…Ya, paling pol diajak suami ke Tamini Square cuci mata sambil bikin kacamata Nabila. Atau jalan sama Nabil ke Pondok Gede Mall beli ATK ke Gramedia dan Gunung Agung.

Eh, tapi saya juga sempat reuni dengan teman-teman SMA ding. Critanya, Upik, temen sebangku waktu kelas 1 SMA, tiba-tiba ngajak ketemuan. Karena malam tahun baru itu saya lagi di rumah Kakak di Bekasi, saya suruh dia main ke rumah Kakak. Nggak nyangka, dia main sambil bawa kerjaannya, yaitu wire brooch. Asyik…saya dan Kakak dapet kursus gratisan nih.

belajar bikin wire brooch
Dan sebelum balik ke Kendal, saya dan suami ngumpul di di rumah makan Kajojo, Delta Mas, Bekasi, untuk membahas reuni perak SMAN 1 Kendal yang rencananya tanggal 17 Juli 2015. Sip deh…anak-anak reunian sama teman-teman sekolahnya. Emak Bapaknya juga reunian dengan temen SMA-nya. Setelah seminggu di ibukota plus menguras seluruh isi tabungan, akhirnya kami balik ke home sweet home, Kendal tercintah. Tahun depan liburan ke mana lagi ya, Beb? * kabur ah, sebelum ditimpuk kartu ATM sama si Bebeb.

me, hubby,dan teman SMA
Nabila dan geng SMP-nya

Brian and the gank

Nabil dan sahabat TK-nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar