Selasa, 01 Mei 2018

Al Qur'an itu Mukjizat


Ada seorang dosen UI bilang bahwa kitab suci itu fiksi. Publik pun heboh. Orang Islam jelas nggak terima kalo Al Qur’an disebut fiksi. Perang di medsos pun terjadi. Masing-masing mempertahankan pendapatnya, baik yang setuju maupun yang menentangnya. Sebagai orang yang fakir ilmu, saya memilih diam.

Sependek pengetahuan saya Al Qur’an itu luar biasa, ajaib, atau lebih tepatnya mukjizat. Mana ada buku atau tulisan yang kita nggak ngerti artinya tapi terus-terusan dibaca. Dan uniknya ketika dibaca bisa menimbulkan ketenangan. Mendengarkan orang membacanya juga bisa membuat orang lain terharu bahkan menangis.

Saya teringat kata Kang Abik alias Habiburrahman El Shirazy, penulis buku best seller “Ayat-ayat Cinta” di acara FLP Jakarta, bahwa Al Qur’an itu sumber ide tulisan yang nggak ada habisnya. Dalam “Ayat-ayat Cinta”, ada penggalan adegan Fahri yang dikejar-kejar 4 perempuan karena kesholehan dan kegantengannya. Salah satunya bahkan menfitnat telah diperkosa. Mirip kayak kisah Nabi Yusuf kan?

Kata Ustadz, yang berhubungan dengan Al Qur’an itu mulia. Diturunkan pada manusia termulia di dunia (Nabi Muhammad), di kota yang mulia (Mekah dan Madinah), pada hari yang mulia (Jum’at), bulan mulia (Ramadhan), pembawanya malaikat Jibril, pemimpin para malaikat. Manusia yang mengajarkan dan menghapalkan Al Qur’an akan dimuliakan Allah. Termasuk orang yang  memberi fasilitas pada mereka.

Akhir-akhir ini, entah kenapa ada dorongan dalam diri saya untuk mempelajari Al Qur’an. Mungkin karena faktor U ya, apalagi yang dikejar di dunia ini. Toh, dunia hanya sementara, akhirat itulah kehidupan yang kekal selamanya. Katanya yang akan menemani kita di alam kubur adalah amal dan Al Qur’an. Lha kalo nggak pernah berinteraksi dengan Al Qur’an, trus siapa yang akan menemani di alam yang katanya gelap gulita itu. Astaghfirullahal adziim...

Beberapa bulan ini saya mulai belajar tahsin di dekat rumah. Betapa kacaunya bacaan saya. Singkirkan rasa malu, toh ada Ibu yang lebih sepuh juga baru memulai Iqro 1 bareng saya. Saya juga mulai beli Al Qur’an yang ada terjemahannya, setidaknya biar tahu artinya. Anak saya juga jadi penyemangat untuk menghapal Al Qur’an. Si sulung bahkan bilang setelah selesai kuliah, mau mondok menghapalkan Al Qur’an selama 1 tahun. Saya sih seneng banget, bahkan terharu saat dia bilang ingin memberikan mahkota pada saya di akhirat nanti. Masya Allah, Nduk, semoga Allah memudahkan niat muliamu itu.

Kalo dia ingin hapal 30 juz, saya juga pengin, tapi sementara juz 30 aja dulu deh. Saat disungkemi ketiga anak saya, saya bilang, mau jadi apa pun nanti, Ummi pengin kalian jadi sholeh/sholehah dan jadi hafidz/hafidzah. Bismillah, semoga Allah memudahkan keinginan saya menjadi keluarga Allah di dunia.

إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا : مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ

Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR. Ahmad).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar