Ada seorang dosen UI
bilang bahwa kitab suci itu fiksi. Publik pun heboh. Orang Islam jelas nggak
terima kalo Al Qur’an disebut fiksi. Perang di medsos pun terjadi.
Masing-masing mempertahankan pendapatnya, baik yang setuju maupun yang
menentangnya. Sebagai orang yang fakir ilmu, saya memilih diam.
Sependek pengetahuan
saya Al Qur’an itu luar biasa, ajaib, atau lebih tepatnya mukjizat. Mana ada
buku atau tulisan yang kita nggak ngerti artinya tapi terus-terusan dibaca. Dan
uniknya ketika dibaca bisa menimbulkan ketenangan. Mendengarkan orang
membacanya juga bisa membuat orang lain terharu bahkan menangis.
Saya teringat kata Kang
Abik alias Habiburrahman El Shirazy, penulis buku best seller “Ayat-ayat Cinta”
di acara FLP Jakarta, bahwa Al Qur’an itu sumber ide tulisan yang nggak ada
habisnya. Dalam “Ayat-ayat Cinta”, ada penggalan adegan Fahri yang
dikejar-kejar 4 perempuan karena kesholehan dan kegantengannya. Salah satunya
bahkan menfitnat telah diperkosa. Mirip kayak kisah Nabi Yusuf kan?
Kata Ustadz, yang
berhubungan dengan Al Qur’an itu mulia. Diturunkan pada manusia termulia di
dunia (Nabi Muhammad), di kota yang mulia (Mekah dan Madinah), pada hari yang
mulia (Jum’at), bulan mulia (Ramadhan), pembawanya malaikat Jibril, pemimpin
para malaikat. Manusia yang mengajarkan dan menghapalkan Al Qur’an akan
dimuliakan Allah. Termasuk orang yang memberi fasilitas pada mereka.
Akhir-akhir ini, entah
kenapa ada dorongan dalam diri saya untuk mempelajari Al Qur’an. Mungkin karena
faktor U ya, apalagi yang dikejar di dunia ini. Toh, dunia hanya sementara,
akhirat itulah kehidupan yang kekal selamanya. Katanya yang akan menemani kita
di alam kubur adalah amal dan Al Qur’an. Lha kalo nggak pernah berinteraksi
dengan Al Qur’an, trus siapa yang akan menemani di alam yang katanya gelap
gulita itu. Astaghfirullahal adziim...
Beberapa bulan ini
saya mulai belajar tahsin di dekat rumah. Betapa kacaunya bacaan saya. Singkirkan
rasa malu, toh ada Ibu yang lebih sepuh juga baru memulai Iqro 1 bareng saya.
Saya juga mulai beli Al Qur’an yang ada terjemahannya, setidaknya biar tahu
artinya. Anak saya juga jadi penyemangat untuk menghapal Al Qur’an. Si sulung
bahkan bilang setelah selesai kuliah, mau mondok menghapalkan Al Qur’an selama
1 tahun. Saya sih seneng banget, bahkan terharu saat dia bilang ingin
memberikan mahkota pada saya di akhirat nanti. Masya Allah, Nduk, semoga Allah
memudahkan niat muliamu itu.
Kalo dia ingin hapal
30 juz, saya juga pengin, tapi sementara juz 30 aja dulu deh. Saat disungkemi
ketiga anak saya, saya bilang, mau jadi apa pun nanti, Ummi pengin kalian jadi
sholeh/sholehah dan jadi hafidz/hafidzah. Bismillah, semoga Allah memudahkan keinginan
saya menjadi keluarga Allah di dunia.
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ
قَالُوا : مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ
وَخَاصَّتُهُ
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga
di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?”
Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba
pilihanNya” (HR. Ahmad).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar