Minggu, 10 Februari 2013

# Sillaturrahim

Silaturrahim Perempuan Kreatif Aulia


Hayo, para crafter yang muslimah dah baca majalah Aulia edisi bulan Januari 2013 belum? Isinya mengupas habis tentang dunia percraftingan (halah istilah apa ini) loh. Yang belum baca, ini dia cover depannya.



Nah, sehubungan dengan tema “Ayo Jadi Muslimah Kreatif” itu, majalah Aulia berniat mengadakan acara silaturrahmi perdana dengan mengundang para crafter dari berbagai komunitas. Rencana akhir bulan Januari tertunda, hingga akhirnya jadilah tanggal 7 Februari, acara tersebut bisa terlaksana. Alhamdulillah, ya...Acara yang bertajuk Silaturrahim “Perempuan Kreatif Aulia “ itu diadakan di kantor baru Aulia, Lt.5 Gedung BSM, Jl. Panjang no. 12 Kebon Jeruk, Jakarta. Saya pikir, pasti deket dengan kantor Gramedia Kompas yang di Jalan Panjang no. 8A. Ternyata, lumayan jauh, Saudara-saudara. Dari shelter Trans Jakarta Kebon Jeruk, saya harus jalan kaki yang lumayan bikin pegel. Nggak cuman pegel kaki, tapi pegel hati juga. Bayangin, mulai dari tukang ojek, satpam Gramedia, sampai Pak Polisi di perempatan gak tahu di mana itu Gedung DDI atau Gedung BSM. Yaudah, nekat jalan lurus aja, eh...ketemu deh gedung warna ijo yang nggak ada plangnya. Yang ada cuma kain yang dibentangin dengan tulisan promosi  produk dari Bank Syariah Mandiri. Ternyata BSM dan Aulia memang baru menempati gedung milik DDI (Dewan Dakwah Indonesia) itu. Oalah...

Oke, nggak usah berlama-lama, berhubung saya nyampe TKP jam 09.45 (padahal undangan jam 09.00 tepat) dan ternyata acara sudah dimulai pukul 09.30, saya kasih laporannya aja ya. Tulisan ini versi saya loh, jadi nggak usah protes, kok gini sih kok gitu sih kok garing sih *halah. Saat saya datang Ustadzah Herni Sugandi sedang bertausiah. Di flyer-nya sih tema tausiyahnya: Motivasi Berkarya untuk Illahi. Pas saya duduk, eh...isi tausiahnya bikin saya malu hati. Kira-kira begini, “Ibu-ibu, kalau lagi asyik ngerjain craft jangan nunda ngerjain sholatnya *ih...itu kan gue banget! Allah tidak suka itu. Allah itu Maha Penyayang, tapi kalau ibu-ibu menunda-nunda sholat gitu, Allah bisa nggak sayang dan nggak ridho, loh. Kalau sudah nggak sayang, doa-doa kita nggak akan diterima * astaghfirullah, jangan benci hamba, ya Allah. Kerjakan yang fardhu dulu. Istirahatnya orang mukmin itu ya waktu sholat. Jadikan sholat sebagai suatu kebutuhan, bukan hanya kewajiban.”

Nggak cuma itu, isi tausiyah Ustadzah Herni benar-benar membuka mata hati dan pikiran saya. Kata beliau dunia ini adalah daarul amal, tempatnya bekerja (kalau mau enak-enak ntar di surga). Selesai mengerjakan satu pekerjaan ganti mengerjakan yang lain * saya setuju, bahkan kadang rasanya 24 jam saja nggak cukup. Bekerja itu harus cerdas, ikhlas, mawas, dan tuntas. Artinya harus terus berinovasi, kerja bukan hanya karena uang saja, berhati-hati/ jangan menipu, dan kalau mengerjakan sesuatu jangan setengah-setengah. Ingat, Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang bekerja keras dan cerdas.

Sesi kedua diisi oleh Mbak Laily Dwi Arsyianti (orangnya imut-imut, masih muda banget kayaknya) tentang mengelola keuangan pribadi dan bisnis rumahan. Dalam ulasannya kata Mbak Laily, manusia cenderung ingin memiliki harta yang banyak. Mereka sering lupa kalau harta kita mutlak milik Allah. Kita hanya pemilik sementara. Yang bagus itu seperti Rasulullah, apa yang diterima langsung dibagi-bagikan *kayaknya yang satu ini sulit ya ditiru. Atau seperti di bank, dana simpanan nasabah harus disalurkan ke nasabah lain dalam bentuk pinjaman. Itu baru namanya bank yang sehat. Tidak menumpuk atau terpusat pada satu golongan. Pesan beliau, keuangan rumah tangga dan bisnis harus dipisah. Buatlah catatan keuangan keduanya. Dari situ, kita bisa menghitung berapa zakat yang harus dikeluarkan.

Setelah sesi tanya jawab, acara ditutup dengan foto bersama. Sebelum pulang, peserta dipersilakan makan siang nasi box yang sudah tersedia di meja resepsionis. Sebagian peserta memilih pulang, sementara sebagian lainnya (termasuk saya) memilih makan siang di ruangan. Nah, saat makan itulah saya baru bisa ngobrol dengan ibu-ibu peserta juga sebagian kru dari Aulia. Jam satu lebih deh, barulah saya meninggalkan TKP numpang mobil Mbak Titis yang tinggal di Rawamangun.

Kalau boleh mengkritik acara perdana Aulia itu: Pertama, kita para peserta (sekitar 20 orang) tidak diberi kesempatan saling memperkenalkan diri. Jadi kita nggak tau siapa namanya dan dari komunitas apa. Hanya sebagian yang kita tau, saat mereka mengajukan pertanyaan (kan harus menyebutkan nama dulu). Seperti 3 mahasiswi dari komunitas Dreamdelion, trus ada Ibu Eny dari komunitas Clay. Dari KFI yang katanya 8 orang, saya hanya tau Mbak Retno sama satu lagi yang bercadar (nggak tau namanya). Kedua, nggak ada pihak Aulia yang duduk di depan. Hanya ada moderator yang ketika ada usulan dari peserta hanya bisa menampung aja, nggak bisa kasih jawaban pasti.

Tapi yaudah lah. Karena ini acara perdana, jadi masih perlu banyak perbaikan. Yang pasti hari ini saya dapat tambahan ilmu dan teman baru (ada Mbak Retno, Mbak Sari, Mbak Titis, Mbak Wiwi), juga goodybag dong. Mudah-mudahkan saya bisa dapat kesempatan lagi bersilaturrahim dengan ibu-ibu muslimah yang cantik dan sholehah itu. Mudah-mudahan Aulia bisa menjawab keinginan para crafter yang ingin bisa mengembangkan usahanya. Amiiiin...




2 komentar:

  1. wiii,mbak langganan majalah Aulia ya. Makanya tulisannya juga keren. btw kl yg bekas jgn dibuang ya,mbak. Aku dgn snang hati mau menerima :)

    BalasHapus
  2. Wow.......... blog nya cantik isinya jg cantik titip link saya ya
    http://tizara42.blogspot.com

    BalasHapus