Jumat, 14 Juli 2017

Menikmat Ikan Bakar di Kampoeng Rawa

08.43 0 Comments
Bila melewati jalan arteri Ambarawa menuju Jogja, kita akan menjumpai plang yang menunjukkan kawasan wisata apung Kampoeng Rawa. Tepatnya di Jalan Lingkar Ambarawa KM 03 Kec. Ambarawa, Kabupaten Semarang. Untuk mencapai lokasi kita harus melewati jalan beberapa meter dulu dari jalan raya. Dan dengan membayar uang parkir 15 ribu/ mobil, kita akan dipersilakan masuk.


Apa saja sih yang bisa nikmati di sana? Banyak...mancing ikan, terapi ikan, permainan anak-anak, atau mau naik perahu menikmati Rawa Pening juga bisa. Itu yang saya lakukan sesaat setelah tiba di lokasi. Cukup bayar 100 ribu untuk sewa satu perahu, yang bisa dinaiki 8 orang dewasa. Lumayan lama lho perjalanannya, sekitar 15 menit. Di tengah rawa kita bisa melihat karamba, orang sedang memanen ikan, juga tanaman eceng gondok. Kawasan itu merupakan daerah OVOP ( one village one product), dengan produk andalan ikan nila.




pemandangan di tengah rawa

Oh ya, kunjungan saya hari itu dalam rangka Halal Bihalal RT tempat tinggal saya. Jadi saya datang bersama rombongan orang sekomplek. Panitia memesan pendopo ageng Dewi Tara yang bisa menampung 200 orang untuk acara itu. Dengan uang sewa 750 ribu selama 4 jam dari jam 10 sampai jam 14. Padahal kami tiba di sana jam 8, jadi sambil menunggu waktu, kami naik perahu dan menikmati pemandangan yang ada.

Saya sempat meninjau rumah makan apung. Untuk mencapainya harus naik semacam perahu tambang yang dijalankan petugas. Semua ruang makan berada di atas air, di bawahnya dipasang drum-drum plastik, dan jalan antar dangau ada jembatan kayu. Saya menyebutnya jembatan goyang, karena kalo ada yang melewati di atasnya (apalagi orangnya padat berisi) jembatannya jadi goyang-goyang, rada ngeri euy...

fokus ke hiasan kukusannya ya...

jembatan goyang

jembatan tambang

Oh ya , ada beberapa meeting room yang bisa kita pesan bila ingin mengadakan acara di sana. Selain Pendopo Ageng Dewi Tara, ada Hall Apung ( muat 250 orang, sewa 500 ribu), Joglo Alit Kumambang (lesehan 70 orang, sewa 400 ribu), Lesehan Arjuna dan Semar ( lesehan 25 orang, sewa200 ribu). Info komplit tentang menu dan lain-lain, silakan dilihat di www.kampoengrawa.com aja ya...

Tepat jam 10, acara halal bihalal dimulai. Semua warga duduk lesehan di pendopo khusyuk mengikuti acara sambil menikmati bekal yang disiapkan ibu-ibu. Ada rujak, kerupuk goreng pasir, dan cemilan ringan seperti keripik. Usai mendengar tausiyah, tibalah saat makan siang. Wow...menunya nasi, ayam bakar, ikan bakar, oseng genjer, trancam, tempe tahu, sambel lalapan, dan kerupuk. Minumannya ada teh dan air mineral botol. Nikmat sekali makan bareng-bareng kayak gini. Saya pilih ikan bakar dan trancam...saat mo nambah trancam dan oseng genjer, wah...sudah habis tak bersisa. Kata ibu-ibu, oseng genjernya enak. Duh, jadi tambah penasaran...

Jangan komen no photo= hoax ya, maklum udara di sana dingin, bikin perut cepet empty. Jadi begitu tutup makanan dibuka oleh Mas-mas pramusaji, dalam hitungan menit meja prasmanan bersih tak bersisa. Hehehe...nggak ding, masih ada sisa ikan bakar jatah yang batal hadir, termasuk anak-anak saya. Adzan Dhuhur terdengar sesaat setelah kami usia santap siang. Sebagian warga ada yang pamit pulang duluan karena ada acara lain. Sebagian lainnya langsung menuju mushola, yang lagi-lagi melewati jembatan goyang, hehehe...Saya pilih duduk-duduk sebentar, biar makanannya turun * alasan nggak mutu.


Nah, setelah sholat Dhuhur, barulah saya dan rombongan semobil pulang. Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan? Alhamdulillah, untuk keseruan hari ini, semoga ada kesempatan jalan-jalan lagi bareng tetangga komplek, biar menambah kerukunan dan keharmonisan.

para lelaki

para emak2

sambutan ketua panitia

salam2an dulu yuk

maaf lahir batin ya...

trio macan (emak cantik), mekso...

Kamis, 06 Juli 2017

Nongkrong Asyik di Hokben Paragon

02.33 0 Comments
Pagi-pagi saya dan Nyi PD dengan dress code merah, dah nongkrong cantik di Hokben Paragon. Demi apah coba? Jadi gini, pagi itu, Komunitas Blogger Gandjel Rel dapet undangan dari Pihak Hokben Pusat untuk mengikuti workshop Shibori sekaligus pengenalan menu baru di Hokben.

serunya pasukan merah2

Acara dimulai sekitar jam 9.30 dengan penjelasan dari Mbak Irma Wulansari selaku Marcomm Hokben. Beliau menerangkan panjang lebar sejarah berdirinya Hokben sejak pertama berdiri sampai sekarang. Jadi sejak Maret 2017, Hokben melaunching menu baru yang disebut Tokyo Bites. Isinya cemilan ringan seperti takoyaki, shumay, tori popcorn, dan edamame. Mereka ingin menghapus image bahwa Hokben hanya berisi makan berat. Hokben sekarang bisa jadi tempat nongkrong yang asyik loh, Gaes.

mbak Irma in action

Nah dalam kesempatan ini, kami diperkenalkan produk baru Hokben itu sekaligus boleh foto-foto makanan yang disediakan. Maka sesi berikutnya adalah foto produk. Semua terlihat sibuk jepret sana sini. Karena ada beberapa lomba yang diadakan di acara siang ini, mulai livetweet, livegram, sampai lomba blog. Tahu sendiri kan, tanpa foto tulisan sebagus apa pun nggak cetar membahana.

lg serius foto2 produk

Beres foto-foto, sesi berikutnya adalah belajar Shibori bareng Seratan Studio. Hmmm...bentuknya kayak batik jumputan gitu ya? Jumputan ala Jepang kali nama tepatnya, hihihi...Sekitar 1 jam proses kami belajar Shibori. Mulai dari mencetak pola dari kayu dan karet gelang di kain, mencelup kain di cairan garam dan pewarna, mendiamkan sejenak, dan yang paling mendebarkan...saat membuka satu per satu ikatan dan cetakan kayu. Tara...hasilnya bagus-bagus semua dan nggak ada yang sama. Unik pokoknya.

mbak Deya njelasin ttg Shibori

celup...celup...

simple kayak yg bikin


mbak Unik dan karyanya

Sambil nunggu kain yang dijemur kering, kita makan siang dulu. Aseeek...benar-benar gratis, tinggal nuker kupon yang dibagikan panitia di awal acara. Sebelum bubar, di acara penutupan diumumkan pemenang livetweet dan livegram terbaik. Juga yang hasil Shiborinya paling cantik dan unik. Shibori punya Mbak Unik dan Mbak Dhini emang juara...

ini menu maksi saya

Sebelum pulang, foto bersama dulu di depan gerai Hokben Paragon. Sampai jumpa lagi di acara seru lainnya ya, Emak-emak Cantik...




Selasa, 13 Juni 2017

Panen Pahala dengan Memberi Makan Orang Puasa

14.48 0 Comments
“Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga”

Ceramah Ustadz Khalid Basalamah tentang pahala memberi makan pada orang puasa seperti sentilan buat saya. Apalagi ditambah cerita pengalaman pribadi beliau saat pertama kali menjalani Ramadhan di Masjidil Haram. Beliau bingung dengan adanya sekelompok orang yang berdiri membelakangi masjid. Mereka memeluk dan memaksa orang yang datang untuk duduk di tempat yang ditunjukkan.

Ternyata di tempat itu sudah tersedia aneka makanan seperti roti, yogurt, pisang, kurma, dan lainnya. Untuk bisa dapat “kapling” sana, orang-orang lokal itu harus pesen dulu jauh-jauh hari, nggak bisa orang pengin bagi takjil mendadak. Ah, ternyata saya mendapatkan foto dari Google yang bisa menggambarkan cerita Ustadz KHB itu.

suasana jelang buka puasa


Hadist itu shahih, bahkan Khalifah Umar bin Khattab pernah saking inginnya membuka puasakan rakyatnya, memberi rakyatnya “hanya” dengan segelas air zam-zam. Kondisi saat itu Ramadhan sudah mau habis, sementara itu beliau tidak punya apa-apa. Karena tahu pahalanya, maka beliau berusaha semampunya. Masya Allah...

Setelah tahu pahala memberi makan orang puasa, trus saya bisa apa? Saya cuma Emak-emak pengurus rumah tangga yang uang sisa belanjanya seribu dua ribu. Maka saya mengajak teman-teman saya dari Komunitas Kendal Crafter untuk patungan ngadain acara bagi-bagi takjil.

Alhamdulillah, Allah memudahkan niat saya, uang pun terkumpul. Pekan pertama, kami laksanakan di hari Jumat yang penuh berkah, 2 Juni 2017. Sayang, cuaca tidak mendukung. Hujan deras mengguyur kota santri, tempat kami akan membagikan takjil. Saya terpaksa minta bantuan yang muda-muda untuk membagikan. Alhamdulillah, mission complete! Semoga hujan ini membawa berkah buat kami, semoga rejeki kami setelah ini turun seperti derasnya hujan senja itu.




Pekan kedua, ada teman dari Komunitas Bukalapak Kendal yang ngajak join. Oke...mereka siapin minuman, kita siapin snack. Kali ini dilaksanakan hari Ahad 11 Juni, di selatan masjid Agung Kendal. Sebanyak 100 takjil kita bagikan rame-rame pada pengguna jalan yang berhenti di lampu merah. Alhamdulillah, semua berjalan sesuai rencana.


persiapan

mulai bagi2 takjil

dah selesai? foto2 dulu dong...

Demi Allah, saya tidak bermaksud riya’ ketika membuat tulisan ini. Saya hanya menyampaikan apa yang saya dengar dan saya yakini, bahwa ada beberapa keutamaan memberi makan orang puasa.
~ mendapatkan pahala persis sama dengan orang yang kita beri makan, bukan cuma pahala puasanya, tapi pahala dia membaca Al Quran, sholat sunnah, dan amal lainnya.
“Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga”
(H.R. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192)
~ mintalah doa pada orang yang kita beri makan itu, karena doa mereka insya Allah makbul.
“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Doa orang yang terdzolimi.”
(H.R. Tirmidzi no. 2526 dan Ibnu Hibban 16/396)
~ Allah menjanjikan surga bagi yang suka memberi makan orang lain
“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya. Lantas seorang Arab Baduwi berdiri sambil bertanya, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan, wahai Rasululullah?
Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam menjawab, “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan salat pada malam hari di waktu manusia pada tidur.”

Kini, masih ada waktu 2 pekan sebelum Ramadhan pergi. Buat teman-teman yang ingin berburu pahala memberi makan orang berpuasa, ayo segerakan. Nggak punya uang? Cukup beli makanan sesuai isi kantong kita, lalu bagikan pada orang lain yang puasa. Bisa tetangga atau orang yang kita temui di jalan. Semoga Allah membalas niat dan amal baik kita semua. Aamiin...


Kendal, 17 Ramadhan 1438 H

Minggu, 04 Juni 2017

Wisata Edutrip di Omah Herborist

16.14 0 Comments
Bus melaju dari Museum Ronggo Warsito Semarang sekitar jam 9 pagi. Di dalam bus ini hanya ada 6 penumpang, Mbak Wuri dan baby Arkan, saya, Nyi PD, dan 2 teman Nyi. Sementara di bus satunya, yang berangkat dari Gedung Indosat Simpang Lima, full Emak-emak dari Komunitas Blogger Gandjel Rel. Walau sudah beberapa kali mendengar cerita teman yang berkunjung ke Omah Herborist tapi saya belum tahu lokasinya. Ternyata bus menuju pertigaan Krapyak ke arah selatan. Baru tahu kalo itulah Kawasan Industri Candi.





Hanya beberapa menit perjalanan, akhirnya sampai juga di TKP, Kawasan Industri Candi Blok 5A/8 Ngaliyan. Begitu turun dari bus, Emak-emak narsis langsung foto-foto dulu di depan pintu masuk. Mas Agata, salah satu pegawai bagian Marketing, memberi sedikit arahan di halaman sambil menunggu rombongan sebelumnya keluar.

Kami pun dipersilakan masuk gedung. Acara pertama adalah kunjungan ke bagian laboratorium. Di sinilah proses pertama pembuatan kosmetik dilakukan. Mulai dari penimbangan bahan baku, pencampuran, dan proses uji coba seberapa lama proses kadaluwarsa kosmetik yang dibuat.

Usai berjalan menjelajahi laborat, kami dibawa ke bagian produksi. Kami diharuskan memakai jas putih (mirip dengan dokter), memakai penutup kepala, dan plastik penutup sepatu. Tas dan hape harus dimasukkan loker khusus untuk pengunjung. Wah, Emak-emak langsung heboh, gimana mau selfi-selfi kalo hape disimpan di loker. Ternyata pihak Omah Herboris menyediakan jasa foto khusus untuk yang ingin foto dengan baju yang mirip Dokter yang mau mengoperasi pasien itu. Eits, tapi ada uang jasanya loh, 10 ribu per lembar.

Sekitar 20 menit kami keliling pabrik, mulai dari ruang mixing bahan sampai ruang packing produk jadi. Setelah melepas jas putih dan plastik di kepala dan kaki, baru dipersilakan duduk di ruang tunggu. Telah tersedia air mineral dan snack untuk kami nikmati. Selanjutnya kami diajak menggerakkan anggota badan sambil meneriakkan yel-yel. Ada hadiah berupa produk kosmetik untuk peserta yang paling semangat gerakannya.

Selanjutnya kami masuk ke meeting room. Kami diperlihatkan video profil perusahaan, mulai dari awal usaha sampai bisa punya pabrik seluas 3 ha ini. Dilanjutkan dengan demo produk oleh Mbak Cindy. Mbak Ninik yang maju jadi model harus rela tangan dan wajahnya jadi korban percobaan, hehehe...

Sesi terakhir, nha...ini dia yang ditunggu Emak-emak : belanja! Begitu show room produk dibuka, Emak-emak langsung menghambur masuk. Lihat-lihat, pilih-pilih, foto-foto, dan...bayar di kasir deh. Selama proses belanja, Mbak-mbak bagian marketing mendampingi kami sambil menerangkan keunggulan produk. Saya hanya beli BB cream aja, sesuai dengan kepribadian saya yang males pake make up. Simpel : pelembab, alas bedak, dan bedak dijadikan satu. Praktis kan?


Bagi yang mau jalan-jalan ke Semarang jangan lupa mampir ke Omah Herborist ya. Ini salah satu destinasi wisata unggulan Semarang lho. Kita bisa menemukan sejarah herbal warisan nenek moyang kita. Bagi yang datang perorangan bisa naik Taxi Blue Bird, karena ada kerjasama dengan Omah Herborist. Sementara yang rombongan ada persayaratan khusus. Peserta maksimal 50 orang dengan fasilitas dijemput bus perusahaan di tempat yang ditentukan. Setiap orang harus bayar 15 ribu yang nantinya diganti dengan produk kosmetik. Jangan lupa hubungi bagian Marketing untuk menentukan jadwal kunjungan. Bisa dengan Mbak Widi 08118173203.




Sabtu, 13 Mei 2017

Ini Dia New Rising Star 2017 di Hoka Hoka Bento

06.22 2 Comments
Jujur, suami saya tuh nggak begitu suka makan di Hoka Hoka Bento (Hokben). Itu tuh resto Japanese Fast Food, yang ownernya asli Indonesia. Kalo saya dan anak-anak makan di Hokben, dia memilih makan di counter sebelah atau hanya nungguin kami. Menurut dia menu di Hokben tuh kelewat berat, seperti berat badan suami, hehehe...

Memang sih, menu utama di Hokben padat berisi dan bikin kenyang. Satu paket biasanya berisi : 1. nasi 2. teriyaki atau yakiniku 3. ekkado, egg chicken roll, ebi furai, tori no teba, crispy kaarage 4. salad. Waw...kebayang kan, betapa beratnya. Ini cocok untuk mereka yang benar-benar lapar.

Nah, kebetulan, tanggal 1 Mei kemarin, saya bersama Komunitas Blogger Semarang, Gandjel Rel diundang ke Hokben Paragon, Semarang. Ternyata ada New Rising Star di Hokben yang cocok untuk mereka yang nggak mau makan berat alias maunya cemal cemil aja. Sejak Maret 2017 Hokben meluncurkan Tokyo Bites yang tersedia di Hokben Jabodetabek, Jawa, dan Bali.


Hokben sengaja meluncurkan menu baru berupa snack, dessert, dan drink tentu dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya adalah trend masyarakat di kota besar yang suka nongkrong dengan klien, sahabat, dan kerabat. Sambil ngobrol santai, sambil makan dan minum yang ringan-ringan saja. Hokben ingin memenuhi kebutuhan kaum millennial itu dan jadi tempat nongkrong yang asyik buat mereka.

Ini dia new rising star itu :
Snack
~ Sakana Stick, nugget ikan berbentuk stick, ada dua pilihan Original dan Seaweed Topping, harga Rp 16.000 isi 3 pcs


~ Takoyaki, cemilan berbentuk bulat dati tepung yang berisi baby gurita, harga Rp 13.500 isi 3 pcs


~ Tori Popcorn, dada ayam goreng tepung, harga Rp 11.500 (reg), Rp 21.000 (large)


~ Shumai Furai, semacam siomay yang terbuat dari daging ayam dan udang, dibungkus kulit pangsit, harga Rp 14.000 isi 3 pcs


~ Shumai Steam, kalau Shumai Furai digoreng, yang ini dikukus, harga Rp 14.000 isi 3 pcs


~ Edamame, alias kedelai Jepang, cemilan sehat ini banyak manfaatnya bagi tubuh, seperti menurunkan tekanan darah, mengurangi resiko kanker prostat dan kanker payudara, harga Rp 6.500 (reg), Rp 12.000  (large)


Drink
~ Ocha Lychee Tea, teh hijau dipadu dengan butiran nata de coco dan buah leci, harga Rp 18.000


~ Koori kanyaku, es yang berisi jelly dan sirup, harga Rp 16.000


~ Jus melon dan jus jeruk, harga Rp 18.000


Dessert
~ Soft Caramel Pudding, puding lembut rasa karamel, harga Rp 17.000


~ Chocolate Pudding, puding lembut rasa coklat, harga Rp 17.000


~ Soft Pudding, puding lembut dengan dua pilihan yaitu Taro/talas (ungu) dan Mango/ mangga (oranye), harga Rp 17.000. Tapi sayang, ketiga puding ini tidak tersedia di Hokben Semarang dengan pertimbangan tanpa bahan pengawet. Jadi takut kalau berubah wujud dan rasanya.


~ Es Ogura, es yang isinya kacang merah disiram dengan air gula, santan, dan es serut, harga Rp 11.000


~ Es Sarang Burung, es yang isinya agar-agar serut, air gula, dan buah leci, harga Rp 16.500



Selain dapat info tentang new rising star yang yummy itu, diberi kesempatan menfotonya, kami juga dapat free lunch dan voucher makan senilai seratus ribu lho. Pas banget nih buat makan berdua dengan suami. Saya sih tetep makan menu main course, hehehe...Saya suka Chicken Teriyaki ( karena sudah harus mengurangi daging merah), juga saladnya yang segar. Sementara suami bisa milih yang ringan-ringan saja. Kan sekarang sudah ada banyak pilihan yang tidak membuat dia semakin berat. Tunggu kami ya...

menu lunch favorit 



yeay...dapet voucher



Rabu, 25 Januari 2017

Happy First Flight, Nduk...

19.26 1 Comments
Nabila menyampaikan sebuah kabar gembira.
“Ummi, aku dan timku lolos seleksi lomba, dan harus ikut acara semi final di Palembang.”
Deg, ke Palembang? Ada apa ini?
Ternyata si sulung saya itu ikut Business Plan Competition yang diadakan oleh Universitas Sriwijaya. Dia bersama dua temannya dari Fakultas Psikologi UGM membuat bussiness plan berjudul Luxlurik. Bisa ditebak kan, pasti dari bahan lurik, khas Jogja. Ternyata lurik dibikin sampul binder gitu. Bersama 12 finalis dari berbagai kampus se-Indonesia mereka diudang ke kampus UNSRI tanggal 27-31 Oktober 2016.

Jelang keberangkatan, dia heboh nanya ini itu. Saya kan tahu persis, dia nggak bakat bikin pernak pernik kayak Emaknya. Kalo soal desain-desain dia emang jago. Mungkin dia lagi bikin sampel binder, siapa tahu ntar di sana disuruh demo. Sampe stress dia.
“Andai Ummi di sini,hiks...”
Santai aja, Nduk, kan satu tim ada 3 orang. Pikirkan bertiga lah...

Soal akomodasi semua ditanggung oleh pihak pihak kampus, tepatnya dari Fakultas. Nabila dah ngitung-ngitung, habisnya tiga juta sekian, hampir empat juta lah. Anak satu itu emang kenceng banget pegang prinsip, nggak mau mark up dana. Sip, deh, berkarakter kayak Emaknya, ehem...ehem....* mendadak tenggorokan gatel. Sesuai peraturan, pihak kampus memberi separoh anggaran saat berangkat, sisanya dicairkan setelah pulang.

Hmmm...untung salah satu temannya ada dana 1 juta buat beli tiket pulang. Kalo nggak menang, Nabila dah wanti-wanti, pokoknya harus dikirimi uang buat ongkos pulang. Oke...oke, Nduk, apa sih yang enggak buat anak Ummi yang paling cuantik  ini.

Akhirnya, hari yang ditunggu datang juga. Ini adalah pertama kalinya Nabila naik pesawat. Oh ya, beberapa waktu sebelumnya, Nabila pernah bilang pengin bikin pasport. Hmm, saya jadi ingat tulisan Pak Renald Khasali berjudul “Pasport”. Keren banget Pak Dosen satu itu. Beliau mewajibkan semua mahasiswanya untuk membuat pasport dan menjelajah dunia. Nggak boleh ke negara yang berbahasa Melayu (Singapore dan Malaysia, maksudnya).

Dan hasilnya? Semua mahasiswanya pernah ke luar negeri semua, bahkan yang kiriman dari ortunya pas-pasan. Nggak usah tanya gimana caranya. Mahasiswa harus memikirkan sendiri solusinya. Keren...keren...! Makanya saya mendukung keinginan Nabila melanglang buana, menelusuri bumi Allah yang maha luasnya untuk membuka wawasan dan pikiran. Happy first flight, Nduk...Mudah-mudahan setelah ini ada penerbangan kedua, ketiga, dan kesekian ratus kalinya.


~ Oh,ya, alhamdulillah, tim Nabila dapat juara 3, mendapat uang saku 1,5 juta. Lumayan, buat ongkos balik Jogja, hihihi...

foto dulu sblm naik pesawat

foto minta dukungan

piala juara 3

Sabtu, 07 Januari 2017

Tujuh Resolusiku di Tahun 2017

09.44 3 Comments
Seperti tahun lalu, jelang tahun baru 2017 saya corat coret membuat rencana resolusi di tahun mendatang. Tapi ada yang spesial kali ini. Berhubung dua bulan terakhir ini saya gabung jadi reseller produk busana muslimah itu tuh *nggak usah sebut merk. Maka membuat rencana resolusi kali ini adalah PR alias tugas wajib yang harus dikerjakan semua reseller, marketer, maupun leader. Wow...

Ini dia Resolusi saya di tahun 2017:

1.      Resolusi Ibadah
~ sholat wajib tepat waktu
~ rutin sholat Dhuha dan tahajud
~ rutin tilawah usai sholat Maghrib dan Subuh
~ rutin puasa Senin Kamis
~ sedekah nasi bungkus setiap Jumat
~ Qurban
~ Umroh

2.      Resolusi Family
~ lebih perhatian sama suami, anak-anak, dan mertua
~ menemani si bungsu belajar setiap malam
~ lebih baik dalam manajemen waktu
~ memasak sendiri setiap hari
~ berhemat demi uang kuliah dan sekolah anak-anak

3.      Resolusi Sosial
~ lebih banyak sharing ilmu ketrampilan pada orang lain
~ lebih banyak sharing ilmu bisnis pada teman-teman grup
~ rajin datang di majelis ilmu

4.      Resolusi Binis
~ omzet bisnis 50 juta/ bulan
~ komisi 5 juta/bulan
~ tetap bisa menjalankan 2 usaha (profit dan passion sama pentingnya sih)

5.      Resolusi Kesehatan
~ olah raga 3 X seminggu
~ banyak makan sayur dan buah
~ banyak minum air putih
~ kurangi kopi
~ kurangi gorengan (ingat kolesterol, Buk)

6.      Resolusi Piknik
~ lihat pameran Inacraft di Jakarta
~ mengunjungi suami di Makassar

7.      Resolusi untuk Diri Sendiri
~ rutin ngisi blog
~ baca semua buku-buku yang sudah dibeli tapi belum dibaca
~ tampil rapi, wangi, dan rutin ngecat rambut seperti keinginan suami

Oh ya, soal angka-angka itu, awalnya saya ragu-ragu, tapi Marketer saya kasih semangat. Resolusi itu kan doa dan harapan; permintaan kita kepada Allah, Sang Maha Pemberi. Yang penting kita berdoa dan berusaha, soal hasil serahkan pada Allah saja.

Dan karena mimpi itu gratis maka bermimpilah setinggi mungkin. Kalo cuma bermimpi omzet satu juta per bulan, maka semangat, usaha, dan kerja keras kita hanya akan sebatas  satu juta saja. Coba kalau kita menetapkan ingin omzet 100 juta, maka kita akan berusaha mengejarnya. Kalau pun tidak tercapai 100 juta, dapat setengahnya masih 50 juta, seperempatnya 25 juta. Beda kalau cuma menetapkan omzet hanya satu juta, kan? Oke deh, Mbak Marketer yang keren dan powerfull, saya nurut deh.

Tapi jujur saja kalau ditanya apa yang paling ingin terwujud di tahun 2017, saya ingin bisa ibadah Umroh. Saya ingin menumpahkan segala beban pikiran saya di depan Ka’bah. Saya ingin berdoa dan memohon ampunan di sana. Dua tahun terakhir kehidupan saya naik turun tajam seperti naik jetcoaster. Mungkin itu teguran Allah buat saya yang banyak dosa ini. Semoga dengan saya tulis di blog, banyak yang mengaminkan doa dan harapan saya di tahun 2017. Aamiin...

di tempel di depan meja kerja biar semangat

tabungan buat Qurban


#Resolusiku2017