Hayo, para crafter
yang muslimah dah baca majalah Aulia edisi bulan Januari 2013 belum? Isinya
mengupas habis tentang dunia percraftingan (halah istilah apa ini) loh. Yang
belum baca, ini dia cover depannya.
Nah, sehubungan dengan
tema “Ayo Jadi Muslimah Kreatif” itu, majalah Aulia berniat mengadakan acara
silaturrahmi perdana dengan mengundang para crafter dari berbagai komunitas.
Rencana akhir bulan Januari tertunda, hingga akhirnya jadilah tanggal 7
Februari, acara tersebut bisa terlaksana. Alhamdulillah, ya...Acara yang bertajuk
Silaturrahim “Perempuan Kreatif Aulia “ itu diadakan di kantor baru Aulia, Lt.5
Gedung BSM, Jl. Panjang no. 12 Kebon Jeruk, Jakarta. Saya pikir, pasti deket
dengan kantor Gramedia Kompas yang di Jalan Panjang no. 8A. Ternyata, lumayan
jauh, Saudara-saudara. Dari shelter Trans Jakarta Kebon Jeruk, saya harus jalan
kaki yang lumayan bikin pegel. Nggak cuman pegel kaki, tapi pegel hati juga.
Bayangin, mulai dari tukang ojek, satpam Gramedia, sampai Pak Polisi di
perempatan gak tahu di mana itu Gedung DDI atau Gedung BSM. Yaudah, nekat jalan
lurus aja, eh...ketemu deh gedung warna ijo yang nggak ada plangnya. Yang ada cuma
kain yang dibentangin dengan tulisan promosi
produk dari Bank Syariah Mandiri. Ternyata BSM dan Aulia memang baru
menempati gedung milik DDI (Dewan Dakwah Indonesia) itu. Oalah...
Oke, nggak usah
berlama-lama, berhubung saya nyampe TKP jam 09.45 (padahal undangan jam 09.00
tepat) dan ternyata acara sudah dimulai pukul 09.30, saya kasih laporannya aja
ya. Tulisan ini versi saya loh, jadi nggak usah protes, kok gini sih kok gitu
sih kok garing sih *halah. Saat saya datang Ustadzah Herni Sugandi sedang
bertausiah. Di flyer-nya sih tema tausiyahnya: Motivasi Berkarya untuk Illahi. Pas
saya duduk, eh...isi tausiahnya bikin saya malu hati. Kira-kira begini,
“Ibu-ibu, kalau lagi asyik ngerjain craft jangan nunda ngerjain sholatnya
*ih...itu kan gue banget! Allah tidak suka itu. Allah itu Maha Penyayang, tapi
kalau ibu-ibu menunda-nunda sholat gitu, Allah bisa nggak sayang dan nggak ridho,
loh. Kalau sudah nggak sayang, doa-doa kita nggak akan diterima *
astaghfirullah, jangan benci hamba, ya Allah. Kerjakan yang fardhu dulu.
Istirahatnya orang mukmin itu ya waktu sholat. Jadikan sholat sebagai suatu
kebutuhan, bukan hanya kewajiban.”
Nggak cuma itu, isi
tausiyah Ustadzah Herni benar-benar membuka mata hati dan pikiran saya. Kata
beliau dunia ini adalah daarul amal, tempatnya bekerja (kalau mau enak-enak
ntar di surga). Selesai mengerjakan satu pekerjaan ganti mengerjakan yang lain
* saya setuju, bahkan kadang rasanya 24 jam saja nggak cukup. Bekerja itu harus
cerdas, ikhlas, mawas, dan tuntas. Artinya harus terus berinovasi, kerja bukan
hanya karena uang saja, berhati-hati/ jangan menipu, dan kalau mengerjakan
sesuatu jangan setengah-setengah. Ingat, Allah akan meninggikan derajat
orang-orang yang bekerja keras dan cerdas.
Sesi kedua diisi oleh
Mbak Laily Dwi Arsyianti (orangnya imut-imut, masih muda banget kayaknya)
tentang mengelola keuangan pribadi dan bisnis rumahan. Dalam ulasannya kata
Mbak Laily, manusia cenderung ingin memiliki harta yang banyak. Mereka sering
lupa kalau harta kita mutlak milik Allah. Kita hanya pemilik sementara. Yang
bagus itu seperti Rasulullah, apa yang diterima langsung dibagi-bagikan
*kayaknya yang satu ini sulit ya ditiru. Atau seperti di bank, dana simpanan
nasabah harus disalurkan ke nasabah lain dalam bentuk pinjaman. Itu baru
namanya bank yang sehat. Tidak menumpuk atau terpusat pada satu golongan. Pesan
beliau, keuangan rumah tangga dan bisnis harus dipisah. Buatlah catatan
keuangan keduanya. Dari situ, kita bisa menghitung berapa zakat yang harus
dikeluarkan.
Setelah sesi tanya
jawab, acara ditutup dengan foto bersama. Sebelum pulang, peserta dipersilakan
makan siang nasi box yang sudah tersedia di meja resepsionis. Sebagian peserta
memilih pulang, sementara sebagian lainnya (termasuk saya) memilih makan siang
di ruangan. Nah, saat makan itulah saya baru bisa ngobrol dengan ibu-ibu
peserta juga sebagian kru dari Aulia. Jam satu lebih deh, barulah saya
meninggalkan TKP numpang mobil Mbak Titis yang tinggal di Rawamangun.
Kalau boleh mengkritik
acara perdana Aulia itu: Pertama, kita para peserta (sekitar 20 orang) tidak
diberi kesempatan saling memperkenalkan diri. Jadi kita nggak tau siapa namanya
dan dari komunitas apa. Hanya sebagian yang kita tau, saat mereka mengajukan
pertanyaan (kan harus menyebutkan nama dulu). Seperti 3 mahasiswi dari
komunitas Dreamdelion, trus ada Ibu Eny dari komunitas Clay. Dari KFI yang
katanya 8 orang, saya hanya tau Mbak Retno sama satu lagi yang bercadar (nggak
tau namanya). Kedua, nggak ada pihak Aulia yang duduk di depan. Hanya ada
moderator yang ketika ada usulan dari peserta hanya bisa menampung aja, nggak
bisa kasih jawaban pasti.
Tapi yaudah lah.
Karena ini acara perdana, jadi masih perlu banyak perbaikan. Yang pasti hari
ini saya dapat tambahan ilmu dan teman baru (ada Mbak Retno, Mbak Sari, Mbak
Titis, Mbak Wiwi), juga goodybag dong. Mudah-mudahkan saya bisa dapat
kesempatan lagi bersilaturrahim dengan ibu-ibu muslimah yang cantik dan
sholehah itu. Mudah-mudahan Aulia bisa menjawab keinginan para crafter yang
ingin bisa mengembangkan usahanya. Amiiiin...
wiii,mbak langganan majalah Aulia ya. Makanya tulisannya juga keren. btw kl yg bekas jgn dibuang ya,mbak. Aku dgn snang hati mau menerima :)
BalasHapusWow.......... blog nya cantik isinya jg cantik titip link saya ya
BalasHapushttp://tizara42.blogspot.com