Sejak
masuk kelas 1 SD, Nabil mulai akrab dengan Rafa. Di mana ada Nabil di situ ada
Rafa. Satu kata yang pas buat mereka: soulmate! Padahal mereka berdua berteman
sejak TK, tapi dulu nggak terlalu dekat. Sekarang tiap pulang sekolah, Nabil
pasti ke rumah Rafa, atau sebaliknya. Itu yang membuat saya akhirnya kenal
Bunda Rafa.
Biasanya Bunda Rafa sms nanyain apa
Rafa di rumah Nabil, karena sudah menjelang Maghrib. Saya juga sering sms dia
minta tolong Nabil agar pulang karena belum makan. Yang sering terjadi, Bunda
Rafa bilang kalau Nabil sudah makan di rumah Rafa. Waduh…bikin malu emakmu aja
sih, Bil. Ketahuan kalau
Nabil makannya banyak dan ketahuan kalo saya malas masak *tutup muka pake
wajan.
Di mata saya, Bunda Rafa wanita yang
lembut dan sabar. Menghadapi Rafa yang polahnya kadang “nakal”, dengan sabar
dia menasehati putra sulungnya itu. Tak pernah terdengar bentakan atau
kata-kata kasar. Setahu saya dulu Bunda Rafa kerja kantoran di daerah
Cengkareng. Tapi sejak Rafa masuk SD, dia selalu terlihat antar jemput Rafa dan
adiknya, Sila. Jadi kesimpulannya, sekarang tidak bekerja lagi.
Suatu hari, saat Rafa sedang main
dengan Nabil di rumah, suami menginterogasinya. Biasalah, suami emang suka sok
akrab dengan teman-teman anaknya. Saya yang sedang asyik di depan komputer ikut
nguping pembicaraan cowok-cowok itu. Saat ditanya tentang ayahnya Rafa
menjawab, “Ayahku dinasnya di Makasar. Sudah lama nggak pernah pulang.” Deg!
Di hari lainnya, tiba-tiba Rafa
curhat, “Ayahku jahat, Bunda dimarah-marahin terus. Kita diusir dari rumah,
karena Ayah mau tinggal di situ sama istrinya yang lain.” Wah, apalagi ini?
Bocah 6 tahun itu bicara tentang istri lain dari ayahnya. Suami cuma bilang, “Rafa
nggak boleh ngatain Ayah jahat. Mungkin Ayah sedang emosi, jadi marah-marah.”
Saya pikir mungkin Ayah Rafa bertengkar dengan Bunda Rafa, trus keluar
kata-kata ancaman itu. Mana mungkin abdi negara punya istri lebih dari satu.
Beberapa hari setelah Rafa curhat
itu, saya lihat Rafa memang tidak tinggal di rumah itu. Bersama Bunda dan
adiknya, Rafa tinggal di rumah Eyang, orang tua Ayah Rafa, yang masih satu
komplek. Eyang Putri Rafa, alias ibu dari Ayah Rafa, sangat sayang pada cucu
dan menantunya. Saat Bunda Rafa ada keperluan dan harus keluar rumah, Eyang
Putrilah yang menjaga kedua cucunya yang ganteng dan cantik itu.
Menjelang Lebaran tahun ini, saya
mendengar kabar yang mengejutkan. Rafa sudah mudik ke Bandung, ke tempat orang
tua Bunda Rafa. Padahal libur menjelang Lebaran masih seminggu lagi. Dan
sehabis Lebaran, Rafa tak kunjung masuk sekolah. Oh, Rafa, ada apa denganmu?
Sudah sebulan lebih Ummi nggak dengar kata-katamu yang kadang lebih dewasa dari
umurmu. Bahkan kata Nabil, Rafa pindah sekolah di Bandung. Benarkah?
Akhirnya satu per satu misteri itu
terkuak juga. Saat bertemu Eyang Putri, saya tanyakan kenapa Rafa nggak pernah
kelihatan. “Bundanya pengin Rafa pindah ke Bandung, tapi Ayahnya nggak
mengijinkan. Tanpa kesepakatan kedua belah pihak, sekolah tidak akan membuatkan
surat pindah.” Oh…begitu!
Saat bertemu Ibu dari Bunda Rafa
yang sedang menunggui Rafa, saya pengin nangis dengar cerita dari beliau.
Ternyata, Ayah Rafa melakukan KDRT terhadap Bunda Rafa, mulai dari menampar,
mencekik, dan menginjak-injak tubuh. Masya Allah, Bunda kenapa selama ini Bunda
diam dan sabar banget. Dan itu terjadi sejak Ayah Rafa menikah lagi di Makasar
dan kini telah dikaruniai dua anak. Ya, Allah, Bunda, saya speechless
mendengarnya.
Menurut beliau, sekarang mereka
dalam proses perceraian. Karena atasan Ayah Rafa pun sudah angkat tangan.
Sekarang Ayah Rafa dipindahkan ke Jakarta dan sendirian menempati rumah itu.
Sementara Bunda dan anak-anak? Beliau tidak mau menyebutkan tinggal di mana.
Karena Ayah Rafa masih suka membuntuti mereka, entah untuk apa. Kata Rafa sih,
mau menghajar Bunda dan Rafa. Ya, Allah, Rafa, ingin rasanya Ummi memelukmu
juga Bundamu.
Buat Rafa, Ummi cuma bisa mendoakan
mudah-mudahan Allah membuka pintu hati Ayah, agar bersikap lebih dewasa.
Bukankah dulu memulai perkawinan dengan baik-baik, mengapa sekarang harus
dipenuhi dengan dendam dan amarah. Yang jadi korban kan mas Rafa sama dik Sila.
Kalau memang harus berpisah, berpisahlah dengan baik-baik pula.
Hei, apa kabarmu hari ini, Rafa?
Ummi kangen ketemu, ngobrol, atau jalan-jalan bareng kamu. Kapan ya itu bisa
terjadi? Habis…sekarang Rafa kayak menjaga jarak dengan Nabil sih. Katamu, “Nabil,
jangan dekat-dekat aku, nanti kamu dipukuli Ayahku loh.” Ummi sedih banget
dengan kondisi kejiwaanmu, Nak. Sekarang yang penting Rafa tetap belajar dan turuti kata-kata Bundamu yang luar biasa
tangguh itu ya. Ummi pengin bantu, tapi bantu apa? Yaudah, Ummi tetep bantu doa
semoga badai ini segera berlalu. Ummi pengin melihat kalian bisa tersenyum
ceria lagi seperti dulu.di SD Angkasa 3 |
di GBK Senayan (Islamic Book Fair) |
seru ya...main perosotan di sini |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar