Tahun 2012 lalu,
sebenarnya saya sudah bersumpah (dalam hati), bahwa saya tidak akan menulis
buku antologi. Kecuali yang mengadakan penerbit keren. Bukan apa-apa, saya
pengin naik kelas jadi penulis solo *tsahh…Tapi hati saya luluh juga saat ada
proyek menulis untuk charity. Tujuannya untuk membantu kaum perempuan marginal,
lagi. Langsung saja saya tunjuk tangan, ikuuut…
Tulisan opini saya
yang dikumpulkan pada panitia, bersama dengan puisi, cerpen, dan kisah inspiratif
karya 101 perempuan lainnya, akhirnya menjadi wujud buku di tahun 2013. Memang
bukan perkara mudah, mengumpukan 101 macam tulisan dengan beragam tema dan
bentuk. Yang paling pusing tentu editornya, si penulis buku serial Detektif
Imai, Mbak Diah P Rinni. Eh, tapi dia kan dah pengalaman lama jadi editor. Jadi
katanya prosesnya hanya satu bulan saja *prok…prok…prok…good job, Mbak Di.
Acara launching buku
berjudul “101 Perempuan Berkisah” pun digelar hari Sabtu, 16 November 2013.
Bertempat di resto Rempah Iting, Jl. Sunda no.7, samping Plaza Sarinah,
Thamrin, yang letaknya agak masuk ke dalam. Tepatnya di belakang Harvest. Meski
agak masuk, tapi suasananya cozy banget. Begitu masuk nuansa pink sangat
terasa. Bayangkan backdrop warna pink, sampul buku pink, kaus yang dipakai
hadirin juga pink.
sebelum acara dimulai, foto2 dulu |
penampakan buku "101 Perempuan Berkisah" |
Meski bintang tamu,
Oki Setiana Dewi, batal hadir karena acara khitbah, tak mengurangi kemeriahan
acara launching itu. Jam 11 acara dimulai dengan sambutan dari ketua panitia, Mbak
Dwi Wuryan, dilanjutkan dengan bedah buku oleh ketua WSC, Mbak Deka Amalia,
wakilnya, Mbak Ade, dan Mbak Diah selaku editor. Mendengar cerita di balik
kelahiran buku “101 Perempuan Berkisah” itu memang tidak segampang membalikkan
tangan. Tak heran buku itu prosesnya memakan waktu 1 tahun.
Buku itu sengaja
diterbitkan secara indi, dengan berbagai pertimbangan. Panitia menjual buku
setebal 375 halaman itu seharga Rp 79.000 dan seluruh hasil penjualan akan
digunakan untuk proyek charity. Rencananya di hari Ibu nanti, WSC akan
mengadakan bakti sosial pada perempuan marginal di Jakarta. Jadi acara
launching ini baru langka awal menuju ke sana. Usai bedah buku, Mbak Tris Anova membacakan puisi karya Mbak Deka Amalia yang ada di buku itu.
Jam 12.00 sampai jam
13.00 acaranya ishoma. Resto Rempah Iting menjadi sponsor dengan menyediakan
makan siang dengan menu nasi bakar iga. Wow, rempahnya terasa banget.Habis
makan dilanjut dengan sholat Dzuhur. Mushola yang letaknya di seberang resto,
membuat saya sadar kalau di luar ternyata hujan. Itulah yang menyebabkan saya
terkantuk-kantuk di sesi berikutnya *penyakit lama, kalo habis makan pasti
kenyang dan ngantuk.
Gimana nggak ngantuk,
acara berikutnya adalah pesan-pesan sponsor. Alias satu per satu pihak sponsor
mempromosikan produknya, mulai dari bank, asuransi, produk kecantikan, sampai
CD lagu anak-anak. Makanya ketika ada sesi kuis, saya sama sekali tidak
berminat. Pikiran saya sudah ke rumah, mengingat tadi pagi Nabil sudah
menghitung berapa jam saya berada di luar rumah. Maafkan Ummi ya, Nak, kalau
terlalu lama meninggalkanmu.
Akhirnya, jam 14.00
saya dan beberapa teman di sebelah, pamit pada panitia. Maaf ya, saya
mendahului, saya sudah terlalu lama meninggalkan rumah, dari jam 08.00 loh.
Tadi Nabil sudah menghitung, ”Jadi Ummi perginya 6 jam, ya?” Wah, kalau
ditambah waktu nunggu dan naik Trans Jakarta, jadi lebih deh. Tapi, yang pasti
hari ini saya senang, sudah bersilaturrahmi dengan teman-teman WSC, tambah
ilmu, dan tambah teman. Ini salah satu cara “me time” versi saya. Semoga masih
ada kesempatan untuk bertemu lagi di acara berikutnya.
foto bareng di akhir acara |
secuil aku |
wah kereeen
BalasHapus