Sabtu, 23 Maret 2013

APA PUN MOTORNYA, HARUS DARI YAMAHA


Sepeda Motor Pertamaku
Peristiwa menabrak  sepeda anak sekolah menimbulkan trauma pada diri saya selama bertahun-tahun. Sejak menikah, suami selalu memaksa saya untuk bisa naik sepeda motor, agar mandiri. Itu karena kami menjalani hubungan jarak jauh. Dia tidak ingin saya selalu tergantung pada orang lain, saat mau pergi keluar rumah.

“Lawan itu rasa takut,” begitu yang selalu dia katakan. Karena itulah baru beberapa kali belajar, saya memberanikan diri ke kantor naik sepeda motor. Yang terjadi, begitu keluar dari gang, saya gas sepeda motor dan brakkk...! Saya membayangkan seandainya yang yang melintas saat itu bukan sepeda tapi mobil truk. Waduh, nggak kebayang seperti apa jadinya.

Selama bertahun-tahun saya naik kendaraan umum ke mana-mana. Hingga akhirnya Yamaha mengeluarlah produk sepeda motor matic bernama MIO. Melihat banyak yang memakai Mio, saya jadi ngiler juga. Apalagi kata rekan kerja saya, orang buntung kakinya aja bisa naik Mio, karena cuma mengandalkan tangan, hehehe...

Saya pun merayu suami minta dibelikan Mio. Kebetulan, saat mengantar saya ke pasar suami melihat ada promosi Yamaha di depan pasar. Saat itu kayaknya lagi promo besar-besaran. Bayangkan, hanya dengan DP seratus ribu bisa membawa Mio warna kuning ke rumah hari itu juga. Sementara saya belanja, suami mencoba test drive. “Enak, cocok untuk wanita,” kata suami.

Sejak itu, hampir setiap hari karyawan Yamaha menelpon suami, tanya kapan mau beli Mio. Lama-lama suami luluh juga, “Oke, kita ambil satu yang warna biru.” Hore...pucuk dicinta ulam pun tiba. Akhirnya saya punya sepeda motor sendiri. Nggak sampai seminggu, motor dikirim ke rumah. Hari Sabtu saat suami di rumah, saya langsung disuruh nyoba. Saya naik Mio sendiri, sementara suami naik sepeda motornya, mengikuti dari belakang. Wah, ternyata memang mudah, nggak perlu mindah gigi atau nginjak rem. Semua mengandalkan kekuatan tangan.

Sejak itu saya ke mana-mana selalu ditemani Mio yang saya beri nama Pussy Blue. Selama hampir empat tahun, Pussy Blue setia menemani saya. Mulai dari mengantar anak-anak ke sekolah, mengantar saya ke kantor, ke pasar, sampai ke rumah orang tua. Akhir pekan bila suami nggak bisa pulang, saya harus berperan ganda. Mengajak ketiga anak saya jalan-jalan ke rumah orang tua atau mertua saya. Tetangga sebelah sampai komentar, “Bu, kok kayak sircus aja, motor satu dinaiki empat orang.” Hahaha...begitulah adanya. Si kecil saya gendong kain di depan, sementara kedua kakaknya duduk di belakang. Ternyata saya menemukan foto lama saat berdua dengan Pussy Blue. Ini dia penampakannya...



Di tahun 2009, saya memutuskan resign dan mengikuti suami tinggal di Jakarta. Dengan sangat terpaksa Pussy Blue saya jual. Waktu itu saya berpikir, mending nanti di Jakarta saya beli motor baru lagi. Pembeli Pussy Blue bukan orang asing kok, keponakan saya sendiri. Akhirnya kami berpisah, saya di Jakarta, Pussy Blue tetap di Semarang.

Tahun pertama tinggal di Jakarta, saya harus mengandalkan transportasi umum. Itu karena uang hasil penjualan Pussy Blue ikut melayang, buat tambahan bikin kamar anak-anak. Ya sudahlah, sabar saja. Alhamdulillah, tahun kedua kebeli sepeda motor second tapi bukan produk Yamaha.

Sepeda Motor Impianku
Bermimpilah setinggi mungkin. Karena mimpi membuat hidup jadi lebih bersemangat. Saya termasuk orang yang  selalu punya mimpi dalam segala hal, termasuk urusan sepeda motor. Saya ingin punya sepeda motor baru ( tetap yang matic), yang bentuknya keren, larinya cepat, dan teknologinya canggih.

Saat membaca brosur tentang New Xeon RC, kayaknya motor ini cocok dengan impian saya. Sudah irit bahan bakar, designnya keren, teknologinya canggih, lagi. Xeon RC itu motor bermesin injeksi dan berteknologi balap, hingga tentu saja larinya cepat.

Semoga suatu hari mimpi saya terwujud. Sepeda motor yang saya pakai sekarang sudah sering jatuh saat dipakai anak saya. Maklum ABG, nggak bisa jalan pelan, maunya kenceng melulu. Kalau saya sih, sesuai kebutuhan. Mengantar anak sekolah yang waktunya mepet, ya harus lebih cepat. Sementara kalau tidak ada acara lain, usai mengantar ketiga anak ke sekolah, ya jalannya santai saja.

Ini dia sepeda motor impian saya. Eh, kalo nanti terwujud, kira-kira dikasih nama apa, ya? Victorius Red, Matic Red, atau Pussy Red, ah, nanti saja deh...




<br />

Tidak ada komentar:

Posting Komentar