Rabu, 20 Maret 2013

# ceritaku

Serunya Gabung di IIDN



Tahun 2010
            Setahun setelah memutuskan resign dari pegawai kantoran, saya mulai melirik dunia tulis menulis. Entah, siapa yang menggerakkan hati saya. Yang pasti ini sudah skenario-Nya. Jujur, sejak kecil saya nggak suka atau mahir dalam urusan karang mengarang alias tulis menulis. Saya tertarik untuk belajar menulis setelah membaca tulisan beberapa penulis terkenal.
            Banyak quotes menarik tentang menulis yang saya dapatkan hasil membaca sana sini. Diantaranya, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah” (Pramoedya Ananta Toer) dan “Tulisan itu rekam jejak. Sekali dipublikasikan, tak akan bisa kau tarik. Tulislah hal-hal berarti yg tak akan pernah kau sesali kemudian" (Helvi Tiana Rosa). Kata-kata itulah  yang mendorong saya segera mencari info tentang pelatihan menulis.
            Singkat cerita, suatu hari saya membaca pengumuman tentang pelatihan menulis untuk para ibu di FB milik Mbak Indari Mastuti. Saya langsung mendaftar. Acara yang diadakan di Rabbani Kerudung Rawamangun itu berlangsung seru. Bang Aswi mengajari kami proses menulis dari awal. Di sini saya bertemu dengan ibu-ibu dengan berbagai profesi. Di sini pula saya bertemu dengan Mbak Indari Mastuti, pemilik agen naskah Indscript Creative. Beliau, yang saat itu sedang hamil muda, memberi info tentang apa itu agen naskah.


            Usai acara itu, kami diberi selembar kertas yang berisi pertanyaan diantaranya buku apa yang ingin kami tulis. What? Belajar saja baru sekali ini, masak sudah mau nulis buku. Sampai detik ini kertas itu saya biarkan kosong dan kini entah di mana keberadaannya. Saya malah tertarik dengan nama grup yang didirikan Mbak Indari, Ibu-ibu Doyan Nulis. Lucu banget sih istilahnya, doyan nulis, hihihi...
            Semua peserta pelatihan dimasukkan ke Grup IIDN. Dan sejak itulah saya bergabung dengan IIDN. Sebagai orang yang benar-benar memulai belajar nulis dari nol, saya hanya aktif jadi pengamat. Saya masih malu-malu, belum percaya diri walau sekedar menulis komentar. Tapi diam-diam saya mulai mengikuti audisi antologi yang banyak diadakan oleh teman atau grup di FB. Asal tahu saja, saya hanya mampu menulis sebanyak 3 lembar A4 saja. Lebih dari itu, saya akan mengibarkan bendera putih alias menyerah.

Tahun 2011
            Suatu hari saya baca info di grup bahwa IIDN akan membuka stand di acaranya Tabloid NOVA, yaitu Pasar Nova. Dengan sedikit merayu suami, diantarkanlah saya ke Senayan untuk bertemu dengan ibu-ibu anggota IIDN lainnya. Untuk kedua kalinya saya bertemu dengan Mbak Indari Mastuti, dan pertama kali bertemu dengan markom IIDN, Teh Lygia Nostalina. Senang rasanya ketemu ibu-ibu yang selain sibuk mengurus anak, juga senang menulis. Semangat untuk menulis selalu timbul bila bertemu dengan mereka.


            Yang membuat hati saya tambah berbunga-bunga saat suatu hari teman saya bilang, “Mbak, saya kayaknya lihat wajah Mbak ada di majalah Aulia.” Benarkah? Esoknya saya langsung beli majalah itu dan benar, foto saya dan ibu-ibu anggota IIDN saat di Pasar Nova tampil di sana. Sampai sekarang majalah itu selalu saya jaga dan simpan rapi. Norak? Biar saja, itu kan pertama kali wajah saya muncul di media massa, hehehe...



Tahun 2012
            Tahun demi tahun, ternyata IIDN berkembang sangat pesat. Terutama sejak Bu Direktur IIDN menang di berbagai kompetisi seperti Perempuan Inspiratif NOVA 2010, Wirausaha Muda Mandiri 2011, dan Perempuan Wirausaha Kartini Award 2012. Jumlah anggotanya yang semakin banyak, membuat IIDN Pusat membentuk korwil di dalam dan luar negeri. Mbak Indari Mastuti, Indscript Creative, dan IIDN semakin dikenal. Undangan menghadiri berbagai acara pun berdatangan.
Kami yang tergabung di IIDN Jabodetabek ikut kecipratan dampaknya. Hampir setiap bulan ada saja undangan dari media massa atau perusahaan ternama untuk menghadiri acara yang mereka adakan. Dan acara yang sempat saya ikuti adalah adalah seminar kesehatan yang diadakan Majalah Good Housekeeping dan acara Nova Ladies Fair 2012.

Acara terakhir inilah yang meninggalkan kesan paling mendalam di hati saya. Kenapa? Pertama, karena saya bertemu dengan banyak perempuan dari berbagai komunitas di Indonesia. Kedua, karena untuk pertama kali dalam hidup ini, saya menjadi peragawati. Ya, saya ikut berpartisipasi di sesi fashion show on the street dan juga ikut flashmob nari ala Gangnam Style. Dalam dunia nyata mana ada peragawati tubuhnya semampai alias semeter nggak nyampai kayak saya? Hehehe...


Berkat IIDN pula saya bisa bertemu dengan Oom Pepeng. Ya, tanggal 14 Oktober, IIDN mengunjungi Oom Pepeng di rumahnya. Banyak pelajaran yang saya petik dari kunjungan itu. Dalam kondisi sakit yang belum ada obatnya itu, Oom Pepeng tetap tegar menjalani hidup. Beliau bahkan melakukan kegiatan sosial untuk membangun gedung sekolah yang rusak di negeri ini. Subhanallah!



Tahun 2013
Nggak rugi deh gabung di IIDN. Seru abis pokoknya. Selain kesempatan langka seperti saya sebut di atas, saya dapat banyak ilmu tentang kepenulisan, parenting, design, crafting, dan ilmu lainnya. Semuanya free alias gratis. Para ibu yang punya kemampuan lebih nggak pelit sharing ilmu pada ibu-ibu lainnya lewat kelas online yang terjadwal rapi setiap hari.
Walau termasuk anggota lama, tapi belum satu buku solo pun yang saya hasilkan. Bahkan audisi antologi yang diadakan IIDN, tak satu pun tulisan saya yang lolos. Kadang saya iri melihat teman-teman yang baru gabung tapi bisa langsung punya buku solo atau tulisannya muncul di berbagai media. Tapi saya harus sadar diri, kebanyakan mereka sudah mulai menulis sejak muda bahkan sejak kecil. Sedang saya? Baru memulai di usia menjelang kepala empat. Menulis itu bukan bakat tapi perlu ketrampilan. Untuk bisa menjadi trampil harus terus berlatih dan berlatih. Sampai saat ini saya masih terus menulis, menulis, dan menulis. Tiga hal yang harus dilakukan agar bisa jadi penulis hebat.
Sejak mengikuti pelatihan writerpreneur online di IIDN, pikiran saya semakin terbuka. Berbagai ide mulai bermunculan. Semoga tahun ini keinginan saya untuk bisa memiliki buku karya sendiri, bisa terwujud. Tolong diaminkan ya, Saudara-saudara. Saya ingin meninggalkan rekam jejak saya untuk anak cucu berupa karya tulisan alias buku. Terakhir saya kasih pantun deh...
Jalan-jalan ke Kalijati, jangan lupa membeli roti
Dari semua grup yang saya ikuti, hanya IIDN yang paling pas di hati
(hehehe..ini ciyus loh)

2 komentar:

  1. keren, seumur-umur di IIDN saya belum pernah kopdaran, ikut acara, dan ketemu Mba Indari..beruntunglah Anda

    BalasHapus
  2. wihhh... asik memang bisa join IIDN ya, mbak... banyak sekali manfa'atnya.. enelann!!!

    BalasHapus