Sabtu, 20 Juni 2015

# sosok

Angeline, Bidadari yang Malang

Selama sebulan terakhir media nasional dipenuhi berita tentang Angeline, gadis cantik 8 tahun yang kisah hidupnya tragis. Terlahir di Bali dari pasangan suami istri asal Banyuwangi yang ekonominya pas-pasan. Bapaknya buruh bangunan, ibunya pramuwisma. Karena tak sanggup membayar biaya persalinan di klinik, sang bayi pun berpindah tangan. Diadopsi pasangan bule dan perempuan lokal.

Nasib gadis berwajah cantik itu sangat tragis. Sejak sang bule meninggal, kisahnya bak Cinderella lengkap dengan dua saudari angkatnya. Setiap hari diberi tugas memberi makan binatang peliharaan sang ibu angkat yaitu ayam, anjing, dan kucing. Tubuh semakin kurus, bau tak sedap selalu tercium dari baju sekolahnya yang lusuh. Dan yang paling nelangsa, Angeline yang dilaporkan hilang sejak pertengahan Mei, akhirnya ditemukan sudah tak bernyawa 3 minggu kemudian. Jenasahnya ditanam di halaman belakang rumah sang ibu angkat yang (katanya) seorang psikopat.

Ya, Robb, hujan air mata negeri ini. Mulai dari penyidik, wartawan, artis, sampai masyarakat awam pun menangis saat berita ini terkuak. Begitu kejamnya orang-orang di sekitar memperlakukan sang bidadari mungil ini. Apa sih motifnya? Apa pun itu, seorang anak yang belum dewasa harusnya disayang dan dilindungi. Bukannya diperlakukan tidak manusiawi, disuruh mengerjakan pekerjaan orang dewasa, dan tidak diberi makanan yang layak.

Kekerasan terhadap anak-anak sebenarnya sering sekali kita jumpai di sekitar kita. Upaya pencegahan sebaiknya dimulai dari yang terkecil, dari diri kita sendiri, dan mulai dari sekarang. Belajar menjadi orang tua yang baik dan sholeh. Bersikap peduli terhadap kekerasan yang terjadi di lingkungan terdekat kita, dengan cara menegur dan mengingatkan.


Kita semua pasti tak mau ada kekerasan terhadap anak yang berujung kematian di negeri ini. Sudah cukup kisah Arie Hanggara puluhan tahun lalu. Dan semoga kasus Angeline ini, menutup kisah tragis kekerasan terhadap generasi penerus bangsa ini. Beristirahatlah dengan damai, wahai Bidadari cantik. Kehidupan di dunia ini terlalu kejam untukmu. Bermainlah sepuasnya di taman surga dengan senyum manismu.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar