Selasa, 03 September 2013

# tulis menulis

Anggota Tertua Yang Paling Eksis dan Narsis

Alhamdulillah, akhirnya saya diberi kesempatan bergabung di komunitas penulis paling populer di negeri ini yaitu Forum Lingkar Pena (FLP). Sudah lama saya memang ingin bergabung di komunitas ini. Saya takutnya di akhirat nanti, ada pertanyaan dari malaikat, “Dulu di dunia pernah gabung dengan FLP apa belum?” Hehehe…just kidding!

Di FLP Jakarta syarat menjadi anggota lebih mudah daripada di FLP Cabang lain. Tinggal bayar Rp350.000, ikut studium generale, datang di pertemuan rutin 12 kali, trus terakhir, ikut inaugurasi. Di FLP lain malah harus menyertakan karya sastra seperti cerpen atau puisi. Studium generale dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2013, jam 13.00 dengan pembicara Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik di Aula Besar Museum Mandiri, Kota Tua.

Sebulan dua kali, hari Minggu jam 10.00, kami para Pramuda FLP Jakarta Angkatan 17, mendengarkan kajian sastra dari para pakar di serambi masjid Amir Hamzah, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta. Saya merasa seperti emak-emak di tengah ABG. Memang iya…rata-rata teman saya masih kuliah atau baru lulus kuliah. Sementara saya dan Mbak Nuke sudah menikah dan punya anak masing-masing 3 dan 5.

Eits…jangan salah, biarpun sudah berumur, kami berdua dinyatakan sebagai peserta terbaik kedua dan ketiga, loh. Kalau terbaik pertama, Isti memang hebat. Bahasa Inggrisnya cas cis cus, pernah jadi nominator lomba menulis internasional, jago bikin puisi, jago story telling, dan apa lagi ya…pokoknya hebat deh. Lha, saya sama Mbak Nuke? Nggak salah tuh panitia milih kita berdua?

Apa karena saya dan Mbak Nuke pernah nraktir para senior makan siang di kantin TIM waktu itu ya? Hehehe…Tapi yang pasti kita berdua memang rajin datang di pertemuan rutin. Saya kayaknya cuma bolos satu kali deh, waktu pertemuan di Taman Ayodya, sekitar Blok M. Habis, jauh sih *ngeles. Kalau Mbak Nuke nggak pernah bolos kayaknya, kalau datang telat pernah sih * itu mah biasa.

Ya, sudah lah, apapun keputusan para pengajar, saya terima saja. Tapi cukup jadi beban buat saya, karena itu artinya saya harus membuktikan kelebihan saya dalam bentuk karya sastra. Padahal ilmu saya masih cetek, belum ada apa-apanya dibandingkan para senior. Bahkan di kalangan teman Pramuda 17, saya juga termasuk pas-pasan. Dan, mudah-mudahan saya dipilih sebagai salah satu peserta terbaik bukan karena usia saya yang sudah tidak muda, jadi mereka sungkan dengan saya, hehehe…


Mau lihat bukti kenarsisan saya? Ini dia penampakan saya di acara inaugurasi di Kebun Raya Bogor, 25 Agustus 2013…

si manis jembatan merah

7 bidadari di tengah hutan

persiapan sebelum pentas

sertifikat plus hadiah berupa novel

liat kamera langsung pada bergaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar