Sabtu, 28 September 2013

# curhat # tulis menulis

Mendadak Jadi Editor

Hanya seminggu setelah ikut kelas editing online-nya Galaregia Project, saya dapat job. Hore…! Klien pertama saya tak lain putri saya sendiri, hihihi…Ceritanya, Nabila mau ikut lomba nulisnya Rohto *gubrak, emaknya aja minder denger lomba yang jurinya Naning Pranoto itu. Yaudah lah, sebagai emak yang baik saya terima pekerjaan itu.

Hmmm…pertama buka naskah saya langsung teriak, maklum saya di ruang tengah Nabila di kamarnya.
“Ini judulnya apa, Sayang?”
“Terserah Ummi aja deh. Baca dulu semua nanti baru dikasih judul.” Emak cantik mulai senyum-senyum.
Setelah saya baca keseluruhan barulah saya edit sesuai dengan ilmu yang baru saya dapatkan.
“Nama tokohnya boleh diganti nggak? Masak yang lain namanya Merry dan Michelle, kok satunya Yuni? Yang kerenan dikit lah, Yuki atau Yully, gitu. Jangan-jangan nama panjangnya Sri Wahyuni, lagi.”
“Enggak boleh diganti, pokoknya Yuni aja.”

Oke, deh. Beberapa kata dan kalimat sempat saya ganti. Masak, menggambarkan suara orang ketakutan kayak tikus mencicit. Kata Nabila, dia pernah baca penggambaran kayak gitu, tapi si emak cantik nggak terima. Ganti! Cara nulis paragraf juga masih berantakan. Percakapan banyak ditulis menjorok, seperti ganti paragraf baru gitu. Yang ini juga mesti dibenerin. Apalagi ya? Pokoknya ada deh yang saya ganti susunan kalimatnya karena nggak enak dibaca.

Setelah selesai proses editing, saya panggil Nabila. Tugas saya sebagai editor sudah selesai. Sekarang dia yang harus melengkapi syarat lainnya seperti biodata dan berbagai lampirannya. Yah…masih dapat tugas satu lagi, besok sebelum ke kantor pos mampir dulu ke mini market beli produk Rohto sebagai salah satu syarat. Oke deh, apa sih enggak buat anak Ummi yang paling cantik ini.
Sebelum saya masuk kamar karena sudah ngantuk berat, saya sempat nanya, “Kenapa sih namanya harus Yuni?”
“Itu kan nama teman sekelasku yang jahat.”

Gubrak, ternyata begini cara dia melampiaskan kekesalannya. Nabila pernah curhat ternyata ada beberapa teman sekelas yang nggak suka kalau Nabila jadi ketua kelas. Kelewat imut kali kamu, Nduk, hihihi…Nah, Nabila bilang kalau dia sering dibully sama teman-temannya itu, salah satunya bernama Yuni. Pas banget dengan cerita yang dia tulis, yaitu tentang adanya praktek bullying di sekolah.


Oke, deh, mudah-mudahan cerita kamu lolos jadi 10 besar. Amin. Kalau pun kalah juga nggak papa. Ummi acungi jempol buat keberanian kamu menjajal ajang nulis cerpen yang menurut Ummi tingkat tinggi alias nyastra banget. Good luck, My Daughter!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar