Selasa, 24 September 2013

# curhat

Apa Kabarmu, Rafa?

Sejak masuk kelas 1 SD, Nabil mulai akrab dengan Rafa. Di mana ada Nabil di situ ada Rafa. Satu kata yang pas buat mereka: soulmate! Padahal mereka berdua berteman sejak TK, tapi dulu nggak terlalu dekat. Sekarang tiap pulang sekolah, Nabil pasti ke rumah Rafa, atau sebaliknya. Itu yang membuat saya akhirnya kenal Bunda Rafa.
            Biasanya Bunda Rafa sms nanyain apa Rafa di rumah Nabil, karena sudah menjelang Maghrib. Saya juga sering sms dia minta tolong Nabil agar pulang karena belum makan. Yang sering terjadi, Bunda Rafa bilang kalau Nabil sudah makan di rumah Rafa. Waduh…bikin malu emakmu aja sih, Bil. Ketahuan kalau Nabil makannya banyak dan ketahuan kalo saya malas masak *tutup muka pake wajan.
            Di mata saya, Bunda Rafa wanita yang lembut dan sabar. Menghadapi Rafa yang polahnya kadang “nakal”, dengan sabar dia menasehati putra sulungnya itu. Tak pernah terdengar bentakan atau kata-kata kasar. Setahu saya dulu Bunda Rafa kerja kantoran di daerah Cengkareng. Tapi sejak Rafa masuk SD, dia selalu terlihat antar jemput Rafa dan adiknya, Sila. Jadi kesimpulannya, sekarang tidak bekerja lagi.
            Suatu hari, saat Rafa sedang main dengan Nabil di rumah, suami menginterogasinya. Biasalah, suami emang suka sok akrab dengan teman-teman anaknya. Saya yang sedang asyik di depan komputer ikut nguping pembicaraan cowok-cowok itu. Saat ditanya tentang ayahnya Rafa menjawab, “Ayahku dinasnya di Makasar. Sudah lama nggak pernah pulang.” Deg!
            Di hari lainnya, tiba-tiba Rafa curhat, “Ayahku jahat, Bunda dimarah-marahin terus. Kita diusir dari rumah, karena Ayah mau tinggal di situ sama istrinya yang lain.” Wah, apalagi ini? Bocah 6 tahun itu bicara tentang istri lain dari ayahnya. Suami cuma bilang, “Rafa nggak boleh ngatain Ayah jahat. Mungkin Ayah sedang emosi, jadi marah-marah.” Saya pikir mungkin Ayah Rafa bertengkar dengan Bunda Rafa, trus keluar kata-kata ancaman itu. Mana mungkin abdi negara punya istri lebih dari satu.
            Beberapa hari setelah Rafa curhat itu, saya lihat Rafa memang tidak tinggal di rumah itu. Bersama Bunda dan adiknya, Rafa tinggal di rumah Eyang, orang tua Ayah Rafa, yang masih satu komplek. Eyang Putri Rafa, alias ibu dari Ayah Rafa, sangat sayang pada cucu dan menantunya. Saat Bunda Rafa ada keperluan dan harus keluar rumah, Eyang Putrilah yang menjaga kedua cucunya yang ganteng dan cantik itu.
         Menjelang Lebaran tahun ini, saya mendengar kabar yang mengejutkan. Rafa sudah mudik ke Bandung, ke tempat orang tua Bunda Rafa. Padahal libur menjelang Lebaran masih seminggu lagi. Dan sehabis Lebaran, Rafa tak kunjung masuk sekolah. Oh, Rafa, ada apa denganmu? Sudah sebulan lebih Ummi nggak dengar kata-katamu yang kadang lebih dewasa dari umurmu. Bahkan kata Nabil, Rafa pindah sekolah di Bandung. Benarkah?
            Akhirnya satu per satu misteri itu terkuak juga. Saat bertemu Eyang Putri, saya tanyakan kenapa Rafa nggak pernah kelihatan. “Bundanya pengin Rafa pindah ke Bandung, tapi Ayahnya nggak mengijinkan. Tanpa kesepakatan kedua belah pihak, sekolah tidak akan membuatkan surat pindah.” Oh…begitu!
            Saat bertemu Ibu dari Bunda Rafa yang sedang menunggui Rafa, saya pengin nangis dengar cerita dari beliau. Ternyata, Ayah Rafa melakukan KDRT terhadap Bunda Rafa, mulai dari menampar, mencekik, dan menginjak-injak tubuh. Masya Allah, Bunda kenapa selama ini Bunda diam dan sabar banget. Dan itu terjadi sejak Ayah Rafa menikah lagi di Makasar dan kini telah dikaruniai dua anak. Ya, Allah, Bunda, saya speechless mendengarnya.
           Menurut beliau, sekarang mereka dalam proses perceraian. Karena atasan Ayah Rafa pun sudah angkat tangan. Sekarang Ayah Rafa dipindahkan ke Jakarta dan sendirian menempati rumah itu. Sementara Bunda dan anak-anak? Beliau tidak mau menyebutkan tinggal di mana. Karena Ayah Rafa masih suka membuntuti mereka, entah untuk apa. Kata Rafa sih, mau menghajar Bunda dan Rafa. Ya, Allah, Rafa, ingin rasanya Ummi memelukmu juga Bundamu.
          Buat Rafa, Ummi cuma bisa mendoakan mudah-mudahan Allah membuka pintu hati Ayah, agar bersikap lebih dewasa. Bukankah dulu memulai perkawinan dengan baik-baik, mengapa sekarang harus dipenuhi dengan dendam dan amarah. Yang jadi korban kan mas Rafa sama dik Sila. Kalau memang harus berpisah, berpisahlah dengan baik-baik pula.
            Hei, apa kabarmu hari ini, Rafa? Ummi kangen ketemu, ngobrol, atau jalan-jalan bareng kamu. Kapan ya itu bisa terjadi? Habis…sekarang Rafa kayak menjaga jarak dengan Nabil sih. Katamu, “Nabil, jangan dekat-dekat aku, nanti kamu dipukuli Ayahku loh.” Ummi sedih banget dengan kondisi kejiwaanmu, Nak. Sekarang yang penting Rafa tetap belajar  dan turuti kata-kata Bundamu yang luar biasa tangguh itu ya. Ummi pengin bantu, tapi bantu apa? Yaudah, Ummi tetep bantu doa semoga badai ini segera berlalu. Ummi pengin melihat kalian bisa tersenyum ceria lagi seperti dulu.

di SD Angkasa 3

di GBK Senayan (Islamic Book Fair)

seru ya...main perosotan di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar