Saat Nabila meminta suami untuk nganter ke UI lihat
Gelar Jepang, nggak nyangka suami kok mau. Tumben...Biasanya kan beliau malah
ceramah, “Kalo nggak penting nggak usah. Buat apa jalan-jalan nghabisin uang,
emang kita orang kaya?” Alhamdulillah, soalnya saya juga mau ikutan, pengin
tahu kayak apa sih acara Gelar Jepang-nya UI. Saya juga pengin beli kertas
washi di guru washi ningyou saya, Mbak Dwi.
Tanggal 7 bulan 7, kami berempat plus 2 teman Nabila,
Nina dan Riska, berangkat menuju UI. Seperti biasa, sempat salah jalan dikit, tapi
akhirnya nyampe juga. Wow...ternyata, suasananya ruame banget. Di mana-mana
berselirewan orang-orang dengan cosply alias kostum ala Jepang, pokoknya semua
karakter komplit...plit! Ini hari ketiga alias terakhir, dan sepertinya menjadi
puncak acara GJ 19.
Ada yang beda di acara GJ 19 tahun ini. Untuk
mengetahui jumlah pengunjung, panitia meminta pengunjung mengisi blangko
sebagai boarding pass alias tiket masuk. Bisa didownload dari website, bisa juga ambil
formulir di TKP. Kita mah dah nyetak dari rumah, jadi ya...langsung masuk aja.
Begitu datang langsung ke stand Mbak Dwi. Lihat aneka
kertas washi, mupeng...pengin borong semua. Tapi karena ingat pesan suami,
belinya ya seratus ribu aja. Aslinya dapat 4, tapi karena saya nawar, sama Mbak
Dwi dikasih 5 lembar. Hore...!
Saat melewati stand permainan tradisional, Nabil
penasaran dengan ikan kecil-kecil di kolam plastik. Dengan membayar goceng,
Nabil mencoba menangkap ikan-ikan itu dengan alat mirip saringan tapi datar. Sayang, tak
satu pun ikan didapatnya. Belum tahu tekniknya, sih.
Setelah muter-muter melihat aneka stand, danau di
belakang kampus, dan nonton acara musik di layar LCD, kami bertiga duduk santai
di sebuah gazebo. Capek, euy...Sementara 3 ABG menuntaskan rasa penasarannya
dengan berkeliling arena, entah berapa kali. Menurut pengamatan saya, yang
laris manis di sana adalah: bando telinga kucing. Banyak banget cewek-cewek yang beli dan memakainya Wah, jadi penasaran dengan
polanya dan pengin bikin sendiri.
Semakin siang pengunjung semakin membludak. Saat
pengin beli takoyaki dan minuman, antriannya puanjaaang banget. Batal deh.
Padahal waktu kami datang, antrinya nggak kayak gitu. Akhirnya beli makanan dan
minuman seadanya. Yang penting nggak pake ngantri.
Setelah sholat Ashar, barulah kami meninggalkan kampus
UI menuju Halim. Sekali-kali membuat anak senang. Anggap aja, ritual
jalan-jalan sebelum Ramadhan *apa seh, nggak jelas. Biasanya menjelang Ramadhan
kan ada ritual makan-makan bareng atau mandi ramai-ramai di pemandian umum.
Nah, kita bikin ritual baru: jalan-jalan menjelang Ramadhan, hehehe...
Mba, bisa beli kertas washi lg dimana ya? hehe...
BalasHapusadralia@gmail.com