Akhirnya
yang ditunggu-tunggu dengan H2C datang juga. Tanggal 25 September 2014, ini
saatnya saya jadi inspirator di Kelas Inspirasi 1 Semarang. Demi itu semua saya
rela nginep di rumah kakak, karena rencana rombongan mau berangkat jam 05.30.
Tau sendiri kan Kendal-Semarang naik angkutan umum bisa 1 jam lebih. Mana
kendaraannya terbatas lagi.
Ternyata
pas saya datang ke Bapelkes tepat jam 05.30 belum ada tanda-tanda pada ngumpul.
Yang ada hanya Mas Farhan yang geleng-geleng karena para relawan yang nginep di
Bapelkes belum keluar kamar. Kami pun naik ke lantai 7 mencoba mengetuk kamar
mereka. Yaey…akhirnya ketemu Dinda dan Mbak Maria * salaman. Jam 06.30
rombongan (2 mobil) baru komplit dan langsung menuju TKP.
Anak-anak
sudah banyak yang kumpul di halaman saat rombongan kami tiba. Mulai deg-degan
nih. Kami langsung menuju ruangan yang khusus disediakan pihak sekolah untuk
kami. Masing-masing inspirator sibuk mempersiapkan diri. Pake name tag, ambil
kertas untuk name tag anak-anak, spidol, dan pin reward. Karena konsumsi juga
sudah siap, saya ambil 1 donat untuk pengganjal perut sekaligus mengurangi
nervous.
![]() |
sesi perkenalan |
Setelah
berdoa bersama kami keluar ruangan dan berkumpul dengan para guru dan anak-anak
di halaman. Upacara pembukaan yang dipandu Sovi, sang penyiar Radio Gajahmada
FM itu berlangsung seru. Setelah satu persatu para inspirator memperkenalkan
diri, dilanjutkan dengan Chicken Dance. Suasana pun meriah, anak-anak ikut
berjoget meski dalam kondisi himpit-himpitan. Maklum lapangannya tak sebanding
dengan jumlah siswa yang hampir 600 orang itu.
Pembukaan
selesai, para siswa masuk kelas, kami pun masuk ruangan sebentar. Kenalan
dengan Mas Dimas yang selama ini nggak pernah datang dan berdoa lagi karena
tadi Mas Reza belum ikut berdoa bersama.
Dan tepat pukul 08.00 kami masuk ke kelas sesuai jadwal yang sudah ditetapkan
seksi acara.
Jam
pertama ini saya harus masuk ke kelas 5 B yang berada di lantai 2. Kalo
guru-guru lain langsung keluar, Pak Guru Berewok itu masing memimpin para siswa
berdzikir. Yah…terpaksa berdiri nunggu dulu sampai selesai. Para siswa terlihat khusyuk
berdzikir. Wah, anak-anak ini pasti anteng dan penurut, itu pikiran saya. Namun
semua berubah setelah saya menjadi “guru” mereka sekitar 10 menit kemudian.
Ketua
kelasnya Putri, yang tadi pagi maju saat
Chicken Dance. Putri dan anak-anak tanggung itu mulai ribut, berdiri,
dan berjalan ke sana ke mari. Mungkin mereka butuh perhatian atau memang nggak
jelas dengan penjelasan saya. Padahal yang saya ajarkan sederhana: melipat
kertas menjadi lipatan kecil-kecil.
Piye
iki, Bu Sri?
Gimana
sih, Bu Sri?
Kayak
gini bener, Bu?
Setelah
sempat ricuh beberapa saat, akhirnya semua bisa menyelesaikan tugas membuat
kupu-kupu. Dan kami pun berfoto bersama memegang kupu-kupu buatan
masing-masing. Ciiiis….! Terakhir, mereka berebut minta kawat bulu mercy * buat
apaan coba. Mungkin mereka baru pertama kali melihat kawat ada bulu-bulunya kayak ulat gitu, hihihi...
Tugas
pertama selesai, masuk basecamp bentar, lanjut ke kelas 4 B, masih di lantai 2.
Beberapa anak tampak di luar kelas, minum dan makan jajanan. Masih sama dengan
kelas sebelumnya, setelah memperkenalkan diri, saya mengajari anak-anak membuat
kupu-kupu dari majalah bekas. Siswa kelas ini tampak lebih tertib dan penurut.
Dan (lagi-lagi) semua bisa menyelesaikan tugasnya. Oh ya, saat saya tanya, “Siapa
yang suka buang sampah sembarangan?” Beberapa anak laki-laki menjawab, “Jujur,
saya suka buang sampah sembarangan, Bu.”
Hehehe…jujur
amat, Nak. Saya berusaha menjelaskan bahwa ada barang bekas yang bisa
dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna. Hampir semua anak tak bisa menebak
kreasi barang bekas yang saya tunjukkan. Padahal celengan itu terbuah dari
bekas gulungan lakban yang disusun 2 trus dibungkus dengan kain flanel. Itulah
salah satu syarat jadi crafter : kreatif!
Setelah
ngajar dua kelas, jam ke-3 saya break bareng Mbak Inung dan Mbak Wuri. Kok bisa
ya *jangan-jangan seksi acara tahu kalo kita satu komunitas. Ngobrol bentar,
nengokin kelas 6 yang nanti bakalan saya masuki di jam terakhir, dan bikin testimony
di depan kamera. Hore masuk Youtube *keluar noraknya. Tiba-tiba efek begadang
(nglembur boneka profesi) muncul, rasa kantuk luar biasa mulai menyerang * ya,
Allah, kuatkan hamba-Mu. Mas videographer sampe senyum-senyum waktu saya bilang
lagi ngantuk berat.
Apa
pun yang terjadi, tugas harus diselesaikan. Terakhir, saya masuk kelas 6 A yang
ternyata gabungan kelas 6 A dan 6 C. Pantesan, kelas tampak penuh banget. Udah
gitu anak-anaknya ada yang sudah berkumis dan terkesan cuek. Ya, beginilah
ngedepin ABG. Karena di rumah sudah ada 2 ABG, saya santai aja ngadepin mereka,
ajak ngobrol layaknya seorang teman. Saat terdengar adzan Dzuhur, semua sudah
menyelesaikan tugas membuat kupu-kupu.
Sebelum meninggalkan kelas, di tengah suasana kelas yang udah semrawut,
anak-anak saya minta menulis di kertas kecil ; nama dan cita-citanya.
Oh ya
ada seorang gadis kecil yang mau minta kartu nama saya. Hmmm…kasih nggak ya?
Maaf ya , Nak, nanti Ibu akan berikan pada Bapak Ibu Guru kalian saja. Saya
lihat, keterampilan yang diajarkan di sini sepertinya masih terbatas dan sangat
sederhana. Saya pernah lihat di dinding kelas 5 A, pajangannya berupa anyaman
kertas. Trus, ketika saya tanya ke beberapa siswa, keterampilan apa yang sudah
diajarkan. Katanya pernah membuat semacam majalah dinding gitu.
Melihat
antusiasme anak-anak, saya ingin suatu saat ada kesempatan mengajari mereka
keterampilan sederhana membuat kreasi dari barang bekas. Saya sadar tipikal
orang pantai beda dengan orang gunung. Ini pengaruh alam, orang pantai tinggal
ambil hasil laut, sementara orang gunung lebih sabar menjalani proses, mulai
dari menyemai sampai panen. Walau anak pantai suka yang serba praktis, saya
yakin ada beberapa yang suka dengan kerajinan tangan yang membutuhkan
ketelatenan.
Oke,
ini cerita hari inspirasi saya. Apa yang saya lakukan mungkin cuma seujung kuku
pengaruhnya untuk kemajuan pendidikan anak-anak Indonesia. Tapi semoga dari hal
yang kecil ini akan bisa menjadi inspirasi besar untuk anak-anak itu. Ayo,
Anak-anak, bermimpilah setinggi langit. Biarkan Tuhan yang akan menggenggam
mimpimu.
lengkapppppp.......kangeennnnnn
BalasHapus