Senin, 27 Mei 2013

# curhat

IBU-IBU GABUNG DENGAN KOMUNITAS, PENTING NGGAK SIH?

Manfaat Gabung dengan Komunitas
Berbagai komunitas saat ini mudah sekali kita temui, baik yang offline maupun di jejaring sosial seperti Facebook. Dan bergabung dengan komunitas sepertinya sudah menjadi suatu kebutuhan tersendiri, termasuk ibu-ibu seperti kita (maaf bagi yang bukan golongan ibu-ibu). Biasanya kita bergabung dengan komunitas yang sesuai dengan hobi, minat, atau kebutuhan kita. Yang suka masak gabung dengan komunitas pecinta masak memasak. Demikian juga yang hobi merajut, hobi menjahit, suka menulis, cinta lingkungan hidup, dan yang lainnya. Saat ini hampir semua hobi ada komunitasnya.

Trus, apa saja sih manfaat yang didapat bila ibu-ibu gabung dengan komunitas? Ini dia di antaranya:
- Menambah teman. Ibu-ibu jadi punya banyak teman yang punya kesamaan hobi dan minat. Bukan hanya di Indonesia saja, tapi bisa di seluruh dunia. Bergabung dengan komunitas diyakini bisa meningkatkan rasa percaya diri seseorang
- Menambah wawasan. Dalam sebuah komunitas biasanya ada kesempatan untuk sharing ilmu. Yang senior alias yang sudah berpengalaman biasanya tidak pelit berbagi ilmu pada yang masih pemula. Karena itu bagi yang pemula, jangan ragu untuk bertanya pada yang senior. Manfaatkan kesempatan itu untuk menambah wawasan seluas-luasnya
- Menambah pendapatan. Nah, ini cocok bagi yang punya bisnis. Sepertinya semua komunitas bisa dimanfaatkan sebagai jaringan pemasaran produk. Misalnya di komunitas kerajinan tangan, ibu-ibu bisa menawarkan hasil karyanya atau menjual bahan-bahan yang dibutuhkan para crafter

Tuh, banyak kan manfaatnya? Istilah teman saya, ketemu dengan komunitas yang pas itu seperti ikan ketemu air. Rasanya betah berlama-lama berada di komunitas itu. Tapi bergabung dengan komunitas ada aturannya juga lho, Ibu-ibu. Meski tidak tertulis, hal-hal berikut harus Ibu-ibu perhatikan:
- Bergabunglah dengan komunitas yang sesuai dengan minat, hobi, dan kebutuhan kita. Sebelum bergabung cari dulu seperti apa sih komunitas itu, apa saja hal yang dibahas, dan bagaimana alur pembicaraan komunitas itu
- Berpartisipasilah secara aktif. Saat baru bergabung, perkenalkan diri kita pada anggota lain. Sering-seringlah memberikan pendapat atau komentar dalam diskusi. Bila kita aktif berinteraksi, maka anggota lain akan mudah mengingat dan mengenal kita
- Hindari berdebat dengan anggota lain. Saat ada pendapat yang tidak sesuai pendapat kita, sampaikan dengan santun. Jangan menyerang atau menyudutkan pendapat anggota lain. Meski di dunia maya, yang tidak pernah bertemu muka, sering berdebat membuat orang lain tidak nyaman berinteraksi dengan kita
- Perhatikan pola relasi dalam komunitas itu. Biasanya dalam sebuah komunitas ada orang yang mendominasi dalam kelompok, misalnya sang founder. Nah, perhatikan seperti apa value yang mereka jaga. Hal ini membuat kita bisa diterima dan terhindar dari kesalahan fatal dalam komunitas

Bergabung dengan komunitas adalah sarana untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dan bersosialisasi dengan orang lain. Tahu sendiri kan, meski punya kesamaan hobi dan minat, kita punya beraneka ragam karakter, latar belakang, maupun profesi. Hal ini membuat dalam satu komunitas rentan terjadi gesekan. Karena itu demi keamanan dan kenyamanan bersama, hindari hal-hal yang menyinggung wilayah pribadi atau privasi orang lain.

Saya dan IIDN


Jujur saja, sampai detik ini saya bergabung dengan beberapa komunitas. Itu karena saya punya hobi crafting dan berminat pada dunia tulis menulis. Salah satu komunitas yang  membuat saya nyaman berada di dalamnya adalah komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN). Kenapa nyaman? Ini dia alasannya:
- karena semua anggotanya perempuan. Walau namanya IIDN tapi yang belum ibu-ibu juga boleh gabung kok. Ngobrol dengan ibu-ibu lebih nyaman dan bebas, apalagi bila yang dibahas masalah dunia perempuan.
- foundernya, Indari Mastuti, dan markomnya, Lygia Nostalina alias LygiaPecanduhujan, sangat terbuka dan perhatian pada anggotanya. Bukan hanya di dunia maya, saat kopdar, mereka berdua juga ramah dan penuh perhatian. Itu yang membuat saya (dan anggota lain) betah di komunitas ini
- saya bisa belajar banyak hal di komunitas ini, bukan hanya soal tulis menulis. Sekarang ini, hampir tiap hari ada beberapa Ibu yang bersedia meluangkan waktu untuk sharing ilmu. Ada yang berbagi ilmu tentang EYD, parenting, masak-memasak, membuat blog, crafting, design, dan lain-lain.
- IIDN sering mengadakan kelas belajar menulis online dengan biaya yang terjangkau (bisa dibilang murah malahan). Bayangkan dengan hanya membayar Rp50.000 kita dapat belajar nulis artikel atau membuat outline. Harapannya sih setelah mengikuti kelas ini, ibu-ibu bisa menjadi writerpreneur. Wow, luar biasa kan? Di tempat lain, untuk bisa dapat ilmu seperti itu harus bayar ratusan ribu loh.
- Ibu Ketua sering memberi reward pada anggotanya. Misalnya pada anggota yang tulisannya tembus media atau yang aktif mengikuti kelas online. Saya (walau baru sekali) pernah dapat hadiah buku cerita anak, karena tulisan saya dianggap bagus saat mengikuti kelas online membuat cerita anak. Duh, senangnya.
- berhubung Ibu Ketua merangkap pemilik agen naskah Indscript Creative, maka bila ada order dari penerbit langsung dilempar pada anggota. Ini membuat kami, para anggota, termotivasi untuk belajar dan bersaing secara sehat.
- seiring dengan semakin dikenalnya IIDN, maka sering pula diliput media. Narsis banget ya. Hehehe...maksud saya, semakin banyak juga tawaran dari berbagai pihak untuk menghadiri acara mereka. Sering pihak penyelenggara acara meminta beberapa anggota IIDN untuk hadir di acara yang mereka adakan (biasanya 10 orang). Saya dan anggota IIDN wilayah Jabodetabek nih yang sering dapat kesempatan emas. Dan enaknya lagi, kebanyakan acara-acara itu tidak berbayar alias gratis. Udah dapat goodybag, dapat makan siang gratis, lagi, hehehe...

Tahun ini IIDN yang berdiri di Bandung, tanggal 24 Mei 2010, genap berumur 3 tahun. Saya, sebagai anggota yang sudah bergabung sejak awal pendirian, tahu perjuangan IIDN sampai bisa sehebat sekarang. Banyak yang suka, namun ada pula yang memusuhinya. Saya acungi jempol buat sang founder, Teh Indari Mastuti, yang punya hati seluas samudera menghadapi semua itu. Toh waktu akhirnya membuktikan ya, Teh, siapa yang salah siapa yang benar.

Saya berharap IIDN tetap eksis. Tidak mudah, memang. Perlu usaha keras sang founder dan anak buahnya. Apalagi dengan semakin banyaknya anggota, tentu semakin banyak keinginan mereka. Komunitas yang baik adalah komunitas yang bisa mengakomodir keinginan anggotanya. Dan saya yakin IIDN pasti bisa! Happy Anniversary, IIDN, I love you, more and more each day...





3 komentar:

  1. hai bunda bunda yang tergabung di IIDN, ada yang suka masak dan hobby banget sama yang namanya masak memasak? kalo ada yang bisa dan berani tampil di depan kamera, yuk ramai-ramai ikuta Audisi untuk program TV terbaru kita yaitu games show memasak, caranya mudah daftar langsung aja, nah untuk sementara kita boleh dong kontek via email ke aliskariani@gmail.com untuk menjaga keamanan, acara ini tidak dipungut biaya alias GRATIS ya bun ..
    ditunggu yaa bun ..
    terima kasih

    ALIS KARIANI

    BalasHapus
  2. Jika hobby masak, bisa kunjungi FOODBAY untuk mendapatkan bahan-bahannya. langsung saja ke www.foodbay.co.id

    sorry numpang ya, semoga bisa jadi berkat yang membutuhkan.
    Trims ya..^^

    BalasHapus