Manfaat Gabung dengan Komunitas
Berbagai
komunitas saat ini mudah sekali kita temui, baik yang offline maupun di
jejaring sosial seperti Facebook. Dan bergabung dengan komunitas sepertinya
sudah menjadi suatu kebutuhan tersendiri, termasuk ibu-ibu seperti kita (maaf
bagi yang bukan golongan ibu-ibu). Biasanya kita bergabung dengan komunitas
yang sesuai dengan hobi, minat, atau kebutuhan kita. Yang suka masak gabung
dengan komunitas pecinta masak memasak. Demikian juga yang hobi merajut, hobi menjahit,
suka menulis, cinta lingkungan hidup, dan yang lainnya. Saat ini hampir semua
hobi ada komunitasnya.
Trus,
apa saja sih manfaat yang didapat bila ibu-ibu gabung dengan komunitas? Ini dia
di antaranya:
- Menambah
teman. Ibu-ibu jadi punya banyak teman yang punya kesamaan hobi dan minat.
Bukan hanya di Indonesia saja, tapi bisa di seluruh dunia. Bergabung dengan
komunitas diyakini bisa meningkatkan rasa percaya diri seseorang
-
Menambah wawasan. Dalam sebuah komunitas biasanya ada kesempatan untuk sharing
ilmu. Yang senior alias yang sudah berpengalaman biasanya tidak pelit berbagi
ilmu pada yang masih pemula. Karena itu bagi yang pemula, jangan ragu untuk
bertanya pada yang senior. Manfaatkan kesempatan itu untuk menambah wawasan
seluas-luasnya
-
Menambah pendapatan. Nah, ini cocok bagi yang punya bisnis. Sepertinya semua
komunitas bisa dimanfaatkan sebagai jaringan pemasaran produk. Misalnya di
komunitas kerajinan tangan, ibu-ibu bisa menawarkan hasil karyanya atau menjual
bahan-bahan yang dibutuhkan para crafter
Tuh,
banyak kan manfaatnya? Istilah teman saya, ketemu dengan komunitas yang pas itu
seperti ikan ketemu air. Rasanya betah berlama-lama berada di komunitas itu. Tapi
bergabung dengan komunitas ada aturannya juga lho, Ibu-ibu. Meski tidak
tertulis, hal-hal berikut harus Ibu-ibu perhatikan:
- Bergabunglah
dengan komunitas yang sesuai dengan minat, hobi, dan kebutuhan kita. Sebelum
bergabung cari dulu seperti apa sih komunitas itu, apa saja hal yang dibahas,
dan bagaimana alur pembicaraan komunitas itu
-
Berpartisipasilah secara aktif. Saat baru bergabung, perkenalkan diri kita pada
anggota lain. Sering-seringlah memberikan pendapat atau komentar dalam diskusi.
Bila kita aktif berinteraksi, maka anggota lain akan mudah mengingat dan
mengenal kita
-
Hindari berdebat dengan anggota lain. Saat ada pendapat yang tidak sesuai
pendapat kita, sampaikan dengan santun. Jangan menyerang atau menyudutkan
pendapat anggota lain. Meski di dunia maya, yang tidak pernah bertemu muka,
sering berdebat membuat orang lain tidak nyaman berinteraksi dengan kita
-
Perhatikan pola relasi dalam komunitas itu. Biasanya dalam sebuah komunitas ada
orang yang mendominasi dalam kelompok, misalnya sang founder. Nah, perhatikan
seperti apa value yang mereka jaga. Hal ini membuat kita bisa diterima dan
terhindar dari kesalahan fatal dalam komunitas
Bergabung
dengan komunitas adalah sarana untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dan
bersosialisasi dengan orang lain. Tahu sendiri kan, meski punya kesamaan hobi
dan minat, kita punya beraneka ragam karakter, latar belakang, maupun profesi.
Hal ini membuat dalam satu komunitas rentan terjadi gesekan. Karena itu demi
keamanan dan kenyamanan bersama, hindari hal-hal yang menyinggung wilayah
pribadi atau privasi orang lain.
Saya dan IIDN
Jujur
saja, sampai detik ini saya bergabung dengan beberapa komunitas. Itu karena
saya punya hobi crafting dan berminat pada dunia tulis menulis. Salah satu
komunitas yang membuat saya nyaman
berada di dalamnya adalah komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN). Kenapa nyaman?
Ini dia alasannya:
- karena
semua anggotanya perempuan. Walau namanya IIDN tapi yang belum ibu-ibu juga
boleh gabung kok. Ngobrol dengan ibu-ibu lebih nyaman dan bebas, apalagi bila
yang dibahas masalah dunia perempuan.
-
foundernya, Indari Mastuti, dan markomnya, Lygia Nostalina alias LygiaPecanduhujan, sangat terbuka dan perhatian pada anggotanya. Bukan hanya di
dunia maya, saat kopdar, mereka berdua juga ramah dan penuh perhatian. Itu yang
membuat saya (dan anggota lain) betah di komunitas ini
-
saya bisa belajar banyak hal di komunitas ini, bukan hanya soal tulis menulis.
Sekarang ini, hampir tiap hari ada beberapa Ibu yang bersedia meluangkan waktu
untuk sharing ilmu. Ada yang berbagi ilmu tentang EYD, parenting,
masak-memasak, membuat blog, crafting, design, dan lain-lain.
-
IIDN sering mengadakan kelas belajar menulis online dengan biaya yang
terjangkau (bisa dibilang murah malahan). Bayangkan dengan hanya membayar
Rp50.000 kita dapat belajar nulis artikel atau membuat outline. Harapannya sih
setelah mengikuti kelas ini, ibu-ibu bisa menjadi writerpreneur. Wow, luar
biasa kan? Di tempat lain, untuk bisa dapat ilmu seperti itu harus bayar
ratusan ribu loh.
- Ibu
Ketua sering memberi reward pada anggotanya. Misalnya pada anggota yang
tulisannya tembus media atau yang aktif mengikuti kelas online. Saya (walau
baru sekali) pernah dapat hadiah buku cerita anak, karena tulisan saya dianggap
bagus saat mengikuti kelas online membuat cerita anak. Duh, senangnya.
-
berhubung Ibu Ketua merangkap pemilik agen naskah Indscript Creative, maka bila
ada order dari penerbit langsung dilempar pada anggota. Ini membuat kami, para
anggota, termotivasi untuk belajar dan bersaing secara sehat.
-
seiring dengan semakin dikenalnya IIDN, maka sering pula diliput media. Narsis
banget ya. Hehehe...maksud saya, semakin banyak juga tawaran dari berbagai
pihak untuk menghadiri acara mereka. Sering pihak penyelenggara acara meminta
beberapa anggota IIDN untuk hadir di acara yang mereka adakan (biasanya 10
orang). Saya dan anggota IIDN wilayah Jabodetabek nih yang sering dapat
kesempatan emas. Dan enaknya lagi, kebanyakan acara-acara itu tidak berbayar
alias gratis. Udah dapat goodybag, dapat makan siang gratis, lagi, hehehe...
Tahun
ini IIDN yang berdiri di Bandung, tanggal 24 Mei 2010, genap berumur 3 tahun.
Saya, sebagai anggota yang sudah bergabung sejak awal pendirian, tahu
perjuangan IIDN sampai bisa sehebat sekarang. Banyak yang suka, namun ada pula
yang memusuhinya. Saya acungi jempol buat sang founder, Teh Indari Mastuti,
yang punya hati seluas samudera menghadapi semua itu. Toh waktu akhirnya
membuktikan ya, Teh, siapa yang salah siapa yang benar.
Saya
berharap IIDN tetap eksis. Tidak mudah, memang. Perlu usaha keras sang founder
dan anak buahnya. Apalagi dengan semakin banyaknya anggota, tentu semakin
banyak keinginan mereka. Komunitas yang baik adalah komunitas yang bisa
mengakomodir keinginan anggotanya. Dan saya yakin IIDN pasti bisa! Happy
Anniversary, IIDN, I love you, more and more each day...
haii bunda
BalasHapushai bunda bunda yang tergabung di IIDN, ada yang suka masak dan hobby banget sama yang namanya masak memasak? kalo ada yang bisa dan berani tampil di depan kamera, yuk ramai-ramai ikuta Audisi untuk program TV terbaru kita yaitu games show memasak, caranya mudah daftar langsung aja, nah untuk sementara kita boleh dong kontek via email ke aliskariani@gmail.com untuk menjaga keamanan, acara ini tidak dipungut biaya alias GRATIS ya bun ..
BalasHapusditunggu yaa bun ..
terima kasih
ALIS KARIANI
Jika hobby masak, bisa kunjungi FOODBAY untuk mendapatkan bahan-bahannya. langsung saja ke www.foodbay.co.id
BalasHapussorry numpang ya, semoga bisa jadi berkat yang membutuhkan.
Trims ya..^^