Banyak yang menganggap saya orang aneh. Bahkan melihat saya seperti
makhluk luar planet. Itu terjadi saat saya tinggal di sebuah lingkungan militer
di Jakarta. Kebanyakan Ibu-ibu di sana keras sekali mendidik anaknya. Kegiatan
anak-anak tuh tiap hari belajar di sekolah, sore les ngaji, malam les pelajaran.
Sementara saya? Ketiga anak itu saya biarkan sesuka hatinya. Nggak ada yang les
pelajaran. Paling setiap hari Ahad ke lapangan tenis dengan Bapaknya.
sabar ya, Nak, punya Emak unik |
Saya memang begitu orangnya. Membiarkan anak menikmati masa kecilnya. Saat
TK saya nggak memaksa mereka harus bisa baca dan tulis. Mulai SD boleh ikut
les, asal jangan les pelajaran. Mending yang sesuai dengan hobi dan minat.
Makanya, ketika putri sulung saya pengin les gitar, saya turuti. Bahkan saya
tungguin dia belajar di dalam studio, karena yang ngajar laki-laki dan muridnya
hanya anak saya.
Ketiga anak saya hanya les pelajaran ketika mereka akan menghadapi
ujian, yaitu kelas 6, 9, dan 12. Si sulung saya juga unik. Saat kelas 12 dia
nggak mau ikut les, maunya beli program belajar online. Udah gitu, nggak mau
berangkat sekolah, maunya belajar sendiri di rumah pake program itu. Saya turuti
aja kemauan dia. Karena dia bilang lebih jelas diterangkan komputer daripada
dijelaskan gurunya.
Alhamdulillah, si sulung dan si tengah sekarang sudah masuk bangku
kuliah. Mereka menuntut ilmu di universitas negeri. Sejak dulu saya selalu
ngomong, sukses itu bukan milik orang yang sekolah dan kuliahnya di tempat
elit. Bukan milik mereka yang les ini itu. Yang penting ikuti aja semua
pelajaran di sekolah. Saya nggak pernah menuntut mereka harus rangking 1.
Hasilnya? Dua anak lelaki saya pernah rangking 3 dari bawah di kelasnya,
hehehe...
Saya cuek saja bila ada Ibu-ibu yang tanya, anaknya rangking berapa.
Saya lihat Ibu-ibu itu seperti kebakaran jenggot bila rangking anaknya jelek.
Mereka sering menatap aneh pada saya. Ini Emak kok unik banget, anaknya
rangking terakhir kok santai aja. Nggak pernah diikutkan les di guru sekolahnya
atau les di tempat lain. Di sana tuh yang ikut les hubungannya akrab banget
antara guru, orang tua, dan murid. Bahkan sering dikasih bocoran soal yang
bakal keluar saat ulangan nanti.
Ah, tapi itu cerita masa lalu. Sekarang saya sudah balik ke kampung.
Di sini kehidupannya nggak sekeras di Jakarta. Dan yang penting, nggak ada yang
menatap saya dengan pandangan aneh. Ya, inilah saya, Emak unik yang terbatas
sekali ilmunya.
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia
Waaah, saya banget ini mah Mak. Hihi.
BalasHapusSaya juga enggak pusing tuh kalo anak ranking berapa aja. Yang penting dia happy dan enggak stress, toh pendidikan sekolahannya jalan, tata krama dan moralnya juga kita penuhi.
:D