Minggu, 20 Agustus 2017

Belajar Nekat dari Nekaters

Oke, setelah kisah nekat Pak Ahmad Sahroni, saya akan lanjutkan kisah orang-orang nekat selanjutnya. Namanya Mas Agung Nekatzz, pendiri Komunitas Harapan. Lahir dan besar di sebuah kawasan hitam di pinggiran sungai Semarang, menjadikan Agung muda jadi orang keras dan nakal. Suatu ketika Allah menegurnya dengan diberi sakit diabetes yang mengharuskan salah satu kakinya diamputasi. Titik balik terjadi, Agung berubah ingin jadi orang yang bermanfaat untuk orang di sekitarnya.

Bersama para Nekaters, beliau mengadakan kegiatan rutin setiap Jumat sampai Ahad berupa pendidikan dan ketrampilan untuk anak-anak di sekitar rumahnya. Mulai dari belajar mengaji, menghafal surat pendek, menggambar, menari, dan kegiatan positif lainnya. Mas Agung juga berprofesi pengrajin daur ulang. Kadang juga diminta mengisi aneka workshop.

Sebulan lalu, Mas Agung bertemu dengan Mas Budi Santoso, seorang anak muda yang kakinya diamputasi karena kecelakaan. Mas Budi beli kaki palsu seharga 20 juta tapi nggak nyaman dipakai. Akhirnya mencoba bikin sendiri dari barang-barang bekas. Wow! Sampai saat ini sudah mencoba bikin sebanyak 12 biji. Salah satunya dipakai Mas Agung.

Dua pemakai kaki palsu ini berencana membuat kaki palsu untuk para penyandang difabel. Bagi yang mampu berbayar, bagi yang tidak mampu akan diberikan secara free. Ya, Rob, mereka bukan orang kaya. Meleleh hati saya ketika Mas Agung bilang, tak harus kaya untuk bisa berbagi kepada sesama. Oh ya, komunitas mas Agung ini pernah dapat award dan sering mendapat bantuan dari orang-orang luar negeri yang peduli dengan orang pinggiran.


Beralih ke narasumber satu-satunya perempuan. Seorang anak muda lulusan D3 Akutansi UGM tapi melek IT. Saat memutuskan kuliah, kondisi ekonomi orang tuanya sedang jatuh. Hanya dengan uang kiriman 200 ribu per bulan, ia harus bertahan hidup. Maka setiap ada waktu luang dia bekerja sebagai penjaga warnet. Dia owner 3 perusahaan yaitu Callind, Ontreez, dan PT. Wahyu Global Abadi.

Lulus kuliah gadis asal Kebumen ini bekerja di sebuah perusahaan di Malaysia. Hasil kerja mencapai 2 M ditinggalkan, demi pulang ke kampung halaman dan menjadi caleg. Meski gagal nyaleg, dia banyak belajar politik di tanah kelahirannya. Akhirnya balik kerja lagi di Malaysia sambil belajar IT. Satu tahun kemudian balik ke tanah air membuat usaha sendiri.


Pesan Novi untuk anak muda yang punya rintisan usaha/startup, pertama tentukan produk, lalu bentuk tim yang solid. Baru kemudian cari dana. Wah, keren banget pokoknya sosok Pemenang Perempuan Inspiratif Nova 2016 di bidang Teknologi ini. Muda, cantik, cerdas, tajir lagi.

#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia


1 komentar:

  1. tak harus kaya untuk berbagi tp rata2 pada nunggu kaya dulu berbagi... smg kita slalu diteguhkan utk mjd org yg gemar berbagi

    BalasHapus